Pada akhir perdagangan Kamis dini hari (117/11), harga batubara Rotterdam berakhir lemah tertekan anjloknya harga minyak mentah.
Harga minyak mentah berakhir lebih rendah dalam perdagangan volatile pada akhir perdagangan Kamis dinihari (17/11) tertekan peningkatan persediaan minyak mentah mingguan AS yang dilaporkan melebihi perkiraan.
Energy Information Administration (EIA) AS mengatakan persediaan minyak mentah naik untuk minggu ketiga berturut-turut dan naik lebih besar dari yang diperkirakan 5,3 juta barel pekan lalu, di atas perkiraan analis 1,5 juta barel kenaikan dalam jajak pendapat Reuters.
Harga minyak mentah berjangka AS ditutup turun 24 sen atau 0,52 persen menjadi $ 45,57 per barel.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka patokan global Brent turun 42 sen ke $ 46,53 per barel.
Lihat : Harga Minyak Mentah Turun Tertekan Peningkatan Pasokan Mingguan AS
Dengan pelemahan harga minyak mentah tersebut, harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Desember 2016 merosot di posisi 82,00 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -4,55 dollar atau setara dengan -5,26 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Malam nanti akan dirilis data ekonomi Inflasi Oktober AS yang diindikasikan stabil. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi lemah dengan penguatan dollar AS. Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level Support pada posisi 81,50 dollar dan Support kedua di level 81,00 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 82,50 dollar dan 83,00 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang