Pada akhir perdagangan Jumat dini hari (18/11), harga batubara Rotterdam berakhir lemah tertekan anjloknya harga minyak mentah dan penguatan dollar AS.
Harga minyak mentah turun pada akhir perdagangan Jumat dinihari (18/11), dengan harapan kesepakatan OPEC untuk membatasi produksi masih ditekan oleh kekhawatiran kelebihan pasokan dan penguatan dolar AS.
Harga minyak mentah berjangka AS berakhir turun 15 sen atau 0,33 persen pada $ 45,42.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent turun 37 sen per barel pada $ 46,26.
Lihat : Harga Minyak Mentah Turun Tertekan Kelebihan Pasokan dan Penguatan Dollar AS
Demikian juga penguatan dollar AS juga menekan harga batubara Rotterdam. Dolar AS pada hari Kamis naik ke tertinggi baru 13,5 tahun terhadap sekeranjang mata uang utama setelah pernyataan Ketua Federal Reserve Janet Yellen. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap kelompok enam mata uang, terakhir naik 0,46 persen pada 100,87.
Lihat : Sinyal Yellen Untuk Kenaikan Suku Bunga Segera di Desember
Dengan pelemahan harga minyak mentah dan penguatan dollar AS tersebut, harga batubara Rotterdam berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak bulan Desember 2016 merosot di posisi 80,40 dollar per ton. Harga komoditas tersebut mengalami penurunan sebesar -1,60 dollar atau setara dengan -1,95 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi lemah dengan penguatan dollar AS. Harga batubara berjangka berpotensi mengetes level Support pada posisi 79,90 dollar dan Support kedua di level 79,40 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 80,90 dollar dan 81,40 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang