Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Jumat dini hari (18/11) berakhir merosot tertekan penguatan dollar AS.
Dolar AS pada hari Kamis naik ke tertinggi baru 13,5 tahun terhadap sekeranjang mata uang utama setelah pernyataan Ketua Federal Reserve Janet Yellen. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap kelompok enam mata uang, terakhir naik 0,46 persen pada 100,87.
Lihat : Sinyal Yellen Untuk Kenaikan Suku Bunga Segera di Desember
Menguatnya dolar AS membuat komoditas gula yang berdenominasi dolar ini menjadi lebih mahal dalam mata uang lainnya, sehingga permintaan menurun.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2017 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup merosot sebesar -0,14 sen atau setara dengan -0,69 persen pada posisi 20,22 sen per pon.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah terbatas dengan potensi penguatan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 19,70 sen dan 19,20 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 20,70 sen dan 21,20 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang