Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Rabu dinihari (30/11) merosot, tergerus melemahnya harga minyak mentah.
Harga minyak mentah turun sebanyak 4 persen pada akhir perdagangan Rabu dinihari (30/11) tergerus keraguan tercapainya kesepakatan OPEC untuk memangkas produksi dalam rangka mengurangi kelebihan pasokan global.
Harga minyak mentah berjangka AS WTI turun $ 1,85 atau 3,9 persen, pada $ 45,23 per barel.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun $ 1,87, atau 3,9 persen, per barel pada $ 46,37.
Lihat : Harga Minyak Mentah Anjlok 4 Persen Menjelang Pertemuan OPEC
Para pedagang mengantisipasi bahwa harga minyak yang lebih rendah akan mendorong produsen tebu lebih memilih mengkonversi tebu menjadi gula dibandingkan etanol, sehingga produksi gula meningkat dan semakin menekan harga gula.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2017 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup merosot sebesar -0,28 sen atau setara dengan -1,40 persen pada posisi 19,66 sen per pon.
Malam nanti akan dirilis data Adp Employment Change November AS yang diindikasikan meningkat. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah terbatas dengan penguatan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 19,20 sen dan 18,70 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 20,20 sen dan 20,70 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang