Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York pada akhir perdagangan Jumat dinihari (02/12) berakhir lemah terpicu penurunan permintaan Tiongkok dan India.
Tiongkok telah sangat mengurangi impor karena pemerintah memiliki persediaan dari gudangnya. India mengatakan tidak mengantisipasi kebutuhan untuk mengimpor tahun ini bahkan setelah dua tahun tanaman yang buruk sebagai persediaan yang disimpan tetap kuat.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2017 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup merosot tajam sebesar -0,45 sen atau setara dengan -2,27 persen pada posisi 19,36 sen per pon.
Malam nanti akan dirilis data Non Farm Payrolls November AS yang diindikasikan meningkat dan Unemployment Rate Nove,ber AS yang diindikasikan stabil. Jika hasil ini terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah dengan penguatan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 18,90 sen dan 18,40 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 19,90 sen dan 20,40 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang