Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York pada akhir perdagangan Selasa dinihari (06/12) berakhir lemah terpicu pelemahan permintaan.
Tiongkok, importir gula terbesar di dunia, telah menunjukkan bahwa mereka dapat membatasi impor resmi 2016/2017 menjadi sekitar 1,8 juta ton. “Jika benar, itu berarti bahwa impor resmi akan menjadi sekitar 1,5 juta ton kurang dari yang kami perkirakan,” demikian menurut analis Marex Spectron. Permintaan sudah jatuh di negara-negara lain seperti Sudan dan Mesir karena kekurangan dolar.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2017 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup merosot sebesar -0,18 sen atau setara dengan -0,94 persen pada posisi 18,94 sen per pon.
Malam nanti akan dirilis data perdagangan AS Oktober yang diindikasikan defisit perdagangan AS berkurang. Jika terealisir dapat menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah dengan penguatan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 18,40 sen dan 17,90 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 19,40 sen dan 19,90 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang