Bank Indonesia berupaya mengantipasi kebutuhan masyarakat menjelang Natal dan Akhir Tahun 2016 melalui pelayanan sistem pembayaran yang optimal agar dapat melayani kebutuhan masyarakat.
Seperti yang dilansir daam website Bank Indonesia, untuk memastikan kecukupan kebutuhan uang tunai menjelang Natal dan Akhir Tahun 2016, Bank Indonesia menempuh 2 (dua) strategi yaitu pertama, peningkatan distribusi dan persediaan uang di Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia, dan kedua peningkatan layanan kas kepada stakeholders melalui kegiatan penukaran uang di perbankan dan pelaksanaan Kas Keliling.
Memasuki natal dan menjelang akhir tahun, dipastikan peningkatan kebutuhan masyarakat untuk uang baik tunai maupun non tunai yang dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan transaksi di masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan uang tunai, Bank Indonesia melakukan optimalisasi distribusi dan persediaan uang tunai di Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah.
Sedangkan untuk kebutuhan non tunai, Bank Indonesia telah mempersiapkan infrastruktur dan layanan sistem pembayaran agar mampu mengantipasi peningkatan transaksi pembayaran non tunai baik melalui sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) maupun Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
Bank Indonesia juga melaporkan kebutuhan uang (outflow) periode Desember 2016 diperkirakan sebesar Rp88 s.d. Rp94 triliun, sementara realisasi outflow pada tahun 2015 sebesar Rp85,6 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 3-10%.
Adapun faktor yang mempengaruhi proyeksi kenaikan outflow tersebut yaitu realisasi anggaran pemerintah/pemda/swasta, jumlah hari libur yang lebih banyak dibandingkan tahun 2015, pengeluaran uang baru TE 2016, serta penambahan titik dan frekuensi penukaran baik yang dilakukan oleh Bank Indonesia maupun bekerjasama dengan perbankan.
Dalam penjelasannya, Bank Indonesia menyatakan proyeksi outflow didominasi oleh uang pecahan besar (Rp.20.000 ke atas) sebesar ± 98%, sisanya ± 2% merupakan uang pecahan kecil (Rp10.000 ke bawah).
Outflow tertinggi diperkirakan terjadi di wilayah Jabodetabek sebesar Rp23,9 triliun diikuti oleh Sulampua sebesar Rp12,6 triliun, Sumbar, Riau, Kepri dan Jambi sebesar Rp8,6 triliun, Kalimantan sebesar Rp8,5 triliun, Jatim sebesar Rp7,8 triliun, Jateng dan DIY sebesar Rp7,2 triliun, Jabar dan Banten sebesar Rp6 triliun, Sumut dan NAD sebesar 5,7 triliun, Bali dan Nusa Tengara sebesar Rp4,3 triliun serta Sumsel, Bengkulu, Lampung dan Babel sebesar Rp3,3 triliun.
Bank Indonesia memandang persediaan uang secara nasional sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan uang menjelang Natal dan Akhir Tahun, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah per pecahan.
Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang