Di akhir perdagangan bursa saham Jepang Rabu (21/12), indeks Nikkei ditutup 0,26 persen atau 50,04 poin pada 19,444.49. Pelemahan indeks Nikkei terpicu aksi profit taking setelah bursa Jepang naik tertinggi 1 tahun pada perdagangan kemarin.
Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks Nikkei naik tertinggi sejak awal Desember 2015, terpicu pelemahan Yen setelah Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter tidak berubah.
Pelemahan indeks Nikkei juga tertekan penguatan Yen. Pasangan mata uang USDJPY melemah -0,2 persen pada 117.57
Saham-saham otomotif yang di awal perdagangan menguat, bergerak mundur. Saham Toyota turun -0,12 persen, saham Honda naik tipis 0,05 persen, saham Nissan melonjak 2,9 persen, saham Mitsubishi naik 0,48 persen.
Sedangkan untuk indeks Nikkei berjangka terpantau turun -70,00 poin atau -0,36 persen pada 19,430, turun dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya pada 19,500.
Malam nanti akan dirilis data Existing Home Sales November AS yang diindikasikan menurun. Jika terealisir akan melemahkan dollar AS, yang berarti akan menguatkan Yen.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks Nikkei berpotensi bergerak lemah jika Yen terealisir menguat, sehingga menekan bursa Jepang. Secara teknikal Indeks Nikkei akan bergerak dalam kisaran Support 18,942-18,475, dan kisaran Resistance 19,904-20,429.
Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang