Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Rabu dinihari (21/12) ditutup merosot. Pelemahan harga kakao terpicu prospek positif panen raya di Afrika Barat.
Dua panen kakao yang lebih besar di Afrika Barat, wilayah terbesar tanaman kakao di dunia, pulih lebih baik daripada beberapa perkiraan pedagang menyusul musim kering yang merusak tanaman awal tahun ini.
Beberapa investor mengatakan mereka sedang menunggu untuk melihat apakah kakao telah menyentuh bawah sebelum menempatkan posisi panjang di pasar.
Selama akhir pekan, Pantai Gading dan Ghana melihat hujan ringan dan lebih diharapkan minggu ini tapi kondisi keseluruhan tetap menguntungkan untuk panen, menurut layanan Weather MDA.
Di akhir perdagangan dini hari tadi harga kakao berjangka kontrak Maret 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup turun. Harga komoditas tersebut ditutup turun sebesar -47 dollar atau -2,04 persen pada posisi 2.256 dollar per ton.
Malam nanti akan dirilis data Existing Home Sales November AS yang diindikasikan menurun. Jika terealisir akan melemahkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya akan bergerak dalam kecenderungan menguat terbatas dengan pelemahan dollar AS. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Resistance pada posisi 2.300 dollar. Jika level Resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 2.350 dollar. Sedangkan level Support yang akan ditembus jika terjadi penurunan ada pada 2.200 dollar dan 2.150 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang