Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan Selasa (10/01) dibuka naik, naik 0,22 persen atau 11,95 poin ke level 5.328,31. Penguatan IHSG di awal perdagangan didukung penguatan mata uang Rupiah.
Mata uang Rupiah dibuka menguat. Pasangan mata uang USDIDR dibuka lemah -0,2 persen pada 13,330.
Namun memasuki menit ke 17, IHSG mulai melemah, turun tipid-0,02 persen pada 5315,21. Pelemahan IHSG terpengaruh anjloknya harga minyak mentah pada perdagangan semalam.
Harga minyak mentah jatuh hampir 4 persen pada akhir perdagangan Selasa dinihari (10/01) tergerus kekhawatiran rekor kenaikan ekspor minyak mentah Irak dan meningkatnya produksi AS akan melemahkan upaya OPEC untuk mengekang kelebihan pasokan global.
Harga minyak mentah berjangka AS berakhir di $ 51,96 per barel, turun $ 2.03, atau 3,8 persen. Ini adalah level penutupan harian terendah sejak 16 Desember.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun $ 2,22, atau 3,9 persen, pada $ 54,88 per barel pada 02:35 ET (1912 GMT).
Lihat : Harga Minyak Mentah Anjlok 4 Persen Tergerus Peningkatan Ekspor Irak dan Produksi AS
Pagi ini terpantau 91 saham menguat dan 84 saham melemah. Tercatat transaksi sebesar lebih Rp561 miliar dari lebih 1,8 miliar lembar saham diperdagangkan dengan transaksi sebanyak lebih 26.900 kali.
Pagi ini IHSG tertekan oleh 8 sektor yang negatif, dengan pelemahan tertinggi sektor Aneka Industri yang merosot 0,54 persen.
Namun pagi ini aksi bargain hunting investor asing terjadi. Terpantau dana asing yang masuk pasar modal mencapai net Rp 14,50 miliar lebih.
Analyst Vibiz Research Center melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat terbatas dengan penguatan Rupiah. Namun jika harga minyak mentah terus melemah dapat menekan bursa. Secara teknikal IHSG akan bergerak dalam kisaran Support 5292-5272, dan kisaran Resistance 5337-5358.
Doni/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang