Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Jumat dinihari (03/02) lemah, terganjal penurunan harga minyak mentah.
Harga minyak mentah berjangka AS berakhir lebih rendah pada akhir perdagangan Jumat dinihari (03/02), karena meningkatnya persediaan minyak mentah AS mengimbangi pelaksanaan pemotongan produksi oleh OPEC dan eksportir besar lainnya.
Harga minyak mentah berjangka AS berakhir turun 34 sen atau 0,6 persen menjadi $ 53,54, setelah naik oleh $ 1,07 pada hari Rabu.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun 23 sen ke $ 56,57 per barel pada 2:33 p.m ET (1933 GMT) setelah berakhir naik $ 1,22 pada sesi sebelumnya.
Lihat : Harga Minyak Mentah Turun Tertekan Kekuatiran Peningkatan Produksi AS
Para pedagang mengantisipasi bahwa harga minyak yang lebih rendah akan mendorong produsen tebu lebih memilih mengkonversi tebu menjadi gula dibandingkan etanol, sehingga produksi gula meningkat dan semakin menekan harga gula.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2017 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup merosot sebesar -0,29 sen atau setara dengan -1,39 persen pada posisi 20,55 sen per pon.
Malam nanti akan dirilis data Non Farm Payrolls Januari AS yang diindikasikan meningkat dari bulan sebelumnya. Jika terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah terbatas dengan penguatan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level Support pada posisi 20,00 sen dan 19,50 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 21,00 sen dan 21,50 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang