Bursa Wall Street Mixed, Dow Jones Raih Rekor Kesembilan Berturut

615
Bursa Wall Street - Vibizmedia Photo

Bursa saham AS ditutup mixed pada akhir perdagangan Kamis dinihari (23/02) setelah risalah dari pertemuan Federal Reserve mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga bisa datang dilaksanakan segera.

Risalah pertemuan yang dirilis Rabu (22/02) menunjukkan bahwa para pejabat Federal Reserve AS menghabiskan pertemuan mereka tiga minggu lalu terkait juga dengan perubahan yang dibawa oleh pemerintahan baru AS di Gedung Putih , dan menyimpulkan dengan indikasi kuat bahwa kenaikan suku bunga diharapkan segera terjadi.

The Federal Open Market Committee, membahas panjang lebar dampak dari pajak yang lebih rendah dan peraturan dan pengeluaran domestik yang lebih tinggi di bawah Presiden Donald Trump, demikian menurut risalah dari pertemuan 31 Januari-1 Februari.

Lihat : Risalah FOMC : Kebijakan Trump Mendorong Kenaikan Suku Bunga AS Lebih Cepat

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup sekitar 30 poin lebih tinggi dan bukukan kesembilan berturut-turut rekor penutupan, dengan saham DuPont dan 3M berkontribusi paling besar dalam keuntungan. Saham DuPont naik setelah laporan Reuters, mengutip sumber-sumber, bahwa regulator antitrust Uni Eropa ditetapkan untuk menghapus merger DuPont dengan Dow Chemical.

Indeks S & P 500 berakhir sekitar 0,11 persen lebih rendah, dengan sektor energi jatuh 1,59 persen untuk memimpin penurunan. Minyak mentah berjangka AS berakhir 1,36 persen lebih rendah pada 53,59 per barel.

Indeks Nasdaq ditutup 0,09 persen lebih rendah.

Wall Street sabar menunggu rilis risalah ini, karena mereka mencari petunjuk lebih lanjut tentang kapan dan berapa kali The Fed akan menaikkan suku tahun ini.

Hasil Treasury lebih rendah, dengan imbal hasil obligasi 10-tahun sekitar 2,41 persen setelah sebelumnya mencapai dekat 2 minggu rendah dari 2,391 persen. Imbal hasil obligasi 2-tahun diadakan di dekat 1,21 persen.

Departemen Keuangan melelang $ 34000000000 dalam surat utang 5 tahun dengan imbal hasil tinggi 1,937 persen. Rasio bid-to-cover, indikator permintaan, adalah 2,29.

Dolar menghapus sedikit keuntungan terhadap sekeranjang mata uang berikut rilis The Fed. Euro diperdagangkan mendekati $ 1,057.

Komite kebijakan The Fed dijadwalkan untuk bertemu lagi pada 15 Maret, dengan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga maka sekitar 27 persen, menurut alat FedWatch CME Group.

Dalam berita ekonomi, aplikasi hipotek mingguan jatuh 2 persen untuk pekan yang berakhir 17 Februari di tengah optimisme refinancing. Penjualan rumah naik 3,3 persen pada Januari.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 32,60 poin, atau 0,16 persen, menjadi ditutup pada 20,775.60, dengan kenaikan tertinggi saham DuPont dan saham Intel berkinerja buruk.

Indeks S & P 500 turun 2,56 poin, atau 0,11 persen, menjadi berakhir pada 2,362.82, dengan sektor energi memimpin lima sektor yang lebih rendah dan sektor utilitas yang unggul.

Indeks Nasdaq turun 5,32 poin, atau 0,09 persen, menjadi ditutup pada 5,860.63.

Malam nanti akan dirilis data jobless claim yang diindikasikan mixed. Initial jobless claim diindikasikan meningkat, namun Continuing jobless claim diindikasikan menurun.

Juga malam nanti akan dirilis data persediaan minyak mentah mingguan yang diperkirakan menurun.

Analyst vibiz Research Center memperkirakan bursa Wall Street selanjutnya akan bergerak mixed jika data ekonomi mixed. Juga akan mencermati kebijakan Presiden AS Donald Trump dan harga minyak mentah, serta laporan laba perusahaan.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here