Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau tergerus oleh aksi ambil untung terutama dari investor lokal menjelang libur panjang, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah ke level 5,616.55. Untuk minggu berikutnya (17-21 April), IHSG nampaknya agak rawan koreksi di tengah tensi geopolitik yang meningkat dengan tetap mencari indikasi dari pergerakan bursa regional. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5680 dan 5740, sedangkan support di level 5568 dan kemudian 5486.
Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat menguat bersamaan dengan dollar AS yang sedang tertekan di pasar global, di mana secara mingguan rupiah menguat di level 13,253. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,405 dan 13,520, sementara support di level 13,282 dan 13,270.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika:berupa rilis data Crude Oil Inventories pada Rabu malam; berikutnya dengan data tenaga kerja Unemployment Claims dan Philly Fed Manufacturing Index pada Kamis malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa pidato Gubernur BOE Carney pada Kamis sore; selanjutnya rilis data Retail Sales m/m Inggris pada Jumat sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data GDP q/y China pada Senin pagi; diikuti dengan rilis BI 7-Day Repo Rate (RR) pada Kamis siang yang diperkirakan bertahan di level 4.75%.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar melemah oleh komentar Presiden Trump bahwa dollar saat ini terlalu kuat dan dapat mengganggu perekonomian AS, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau turun ke level 100.440.
EURUSD, pekan lalu euro dollar terpantau naik ke level 1.0610. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0492 dan 1.0340 sementara resistance pada 1.0905 dan kemudian 1.1300.
GBPUSD, minggu lalu terlihat menguat ke level 1.2527 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2107 dan kemudian 1.2014, sedangkan resistance pada 1.2615 dan 1.2705.
USDJPY, minggu lalu berakhir melemah ke level 108.60. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 115.62 dan 118.60, serta support pada 107.77 serta level 106.03.
AUDUSD, aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7573. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7471 dan 0.7288, sementara resistance level di 0.7778 dan 0.7835.
Bursa Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah mengikuti tekanan dari bursa Wall Street serta situasi panas setelah AS menjatuhkan mega-bomb ke Afganistan. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah ke level 18,305. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 19615 dan 20045, sementara support pada level 18220 dan lalu 17340. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir stabil sekitar level 24261. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24656 dan 24925, sementara support di 23490 dan 21220.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau lanjut terkoreksi kembali terutama setelah AS menjatuhkan bom non-nuklir terbesar GBU-43 di Afganistan yang memicu kekuatiran investor akan situasi geo politik. Dow Jones Industrial secara mingguan melemah ke level 20540.16, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 21167 dan 21250, sementara support di level 20352 dan 19768. Index S&P 500 minggu lalu melemah tipis ke level 2327.34, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2400 dan 2500, sementara support pada level 2310 dan 2248.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat di posisi lima bulan tertingginya di tengah memanasnya geo politik di kawasan Korea Utara yang mendorong investor mengejar aset safe-haven, sehingga berakhir dalam harga emas dunia menguat tipis ke level $1287.55 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1263 dan berikut $1337, serta support pada $1195 dan $1127. Di Indonesia, harga emas terpantau menguat ke level Rp548,182.
“Ketidakpastian pasar” telah menjadi hal normal di pasar investasi belakangan ini. Ini sebagian ditingkahi oleh situasi geo-politik dan kondisi perekonomian global yang dirundung ketidakpastian. Ada orang berpikir untuk periode ini tidak baik untuk berinvestasi di pasar modal atau pasar uang. Lebih baik yang ke sektor riil saja, demikian pemikirannya. Sebenarnya, tidak harus demikian. Kalau kita cukup paham karkater pasar ini, akan selalu ada peluang di dalamnya. Beberapa pasar terpantau malah sempat rally belakangan ini. Untuk memenuhi pemahaman pasar yang lebih baik, mari bergabung dengan komunitas membership vibiznews.com. Ada banyak teman di sana yang “melek investasi”. Perkenankan disampaikan terima kasih bagi Anda yang telah berjalan bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews! Bagi pembaca yang memperingatinya, perkenankan juga disampaikan Selamat Hari Raya Paskah! Kiranya Tuhan memberkati kita sekalian.
By Alfred Pakasi ,
CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group
Editor: Jul Allens