Mungkin pembaca tahu tentang Jack Ma, salah seorang terkaya di China dan pendiri Alibaba; atau, Liu Chuanzhi, juga orang kaya China dan pendiri Lenovo; atau, Kwek Leng Beng, konglomerat property kaya di Singapura dan pendiri Hong Leong property; atau, Sir Ratan Tata, tycoon legendaris India pendiri dan pemimpin Tata Sons; serta Hiroshi Mikitani, milyuner Jepang pendiri retailer Rakuten? Mereka diakui sebagai pendiri, pemimpin, bahkan legenda bisnis di kawasan benua Asia dewasa ini. Apakah pendorong dari keberhasilan bisnis mereka, seperti apa yang mereka definisikan dan ungkapkan sendiri?
CNBC baru-baru ini merilis sejumlah pandangan dan ungkapan pendorong sukses bisnis para top business leader di Asia sebagaimana pernah didokumentasikan dalam program yang terkenal “Managing Asia” selama 20 tahun terakhir dan kerap dipandu oleh host terkenal mereka, Christine Tan (cnbc.com, 1/5/17).
Kawasan Asia disebutkan merupakan kawasan yang paling menantang dalam memimpin sebuah perusahaan karena keberagaman praktek bisnis, budaya perusahaan serta ketersediaan talenta di pasar lokal Asia. Sekaligus juga Asia memiliki potensi yang demikian luar biasa. Untuk membuka potensi itu diperlukan tentunya strategi bisnis yang cerdas.
Seperti apa, menurut para pimpinan bisnis Asia ini, pendorong utama keberhasilan mereka? Ternyata menarik, dan mungkin juga di luar perkiraan. Tulisan berikut akan merangkumnya, menata ulang, menarik garis pandang serta melengkapi untuk relevansi bagi pembaca.
Tentang Keberuntungan
Banyak orang berpendapat bahwa keberuntungan (luck) itu menyertai bisnis yang sukses. Alasannya, mungkin, banyak yang telah berusaha tetapi hanya sedikit yang berhasil sampai di puncak. Artinya memang ada keberuntungan yang turut menyertai. Demikiankah?
- Jack Ma, pengusaha top dan orang kaya China yang dihargai dunia karena berhasil membangun jaringan bisnis internet global yang fenomenal, Alibaba. Katanya di Managing Asia tahun 2006: “Jika Anda berhadapan dengan pesaing besar seperti Google dan Ebay, itulah keberuntungan Anda. Seperti misalnya kalau saya bertinju, dan lawan saya adalah Tyson, saya merasa terhormat. Kita dapat belajar banyak.”
- Hiroshi Mikitani, chairman dan CEO Rakuten, yang adalah retailer ecommerce terbesar di Jepang. Sebagai icon dari wiraswasta yang inovatif, berpendapat: “Keberuntungan adalah persimpangan antara kesempatan dan persiapan. Jika Anda bersiap, keberuntungan Anda akan datang.”
- Sir David Tang, pendiri dari Shanghai Tang, China Club dan China Tang. Dalam interview dengan Christine Tan di tahun 2014, David menyampaikan: “Berdoalah supaya Anda bernasib baik karena 80 persen yang penting dalam hidup adalah keberuntungan: pada tempat yang tepat, waktu yang tepat dan melakukan hal yang tepat.”
Menghadapi Tantangan dan Risiko
Membangun, mengembangkan dan memimpin suatu bisnis pasti akan berhadapan dengan tantangan serta risiko di sana dan di sini. Tantangan itu mungkin juga berbentuk persaingan usaha, atau kompetisi bisnis, di pasar. Kompetisi itu bisa demikian ketat, tajam, bahkan berdarah-darah. Suatu perusahaan atau bisnis bisa berhenti di tengah jalan karena kalah dalam berkompetisi di pasar terbuka atau jatuh pada risiko yang dalam. Lalu apa kata para pengusaha top Asia ini dalam menyikapi terhadap tantangan dan risiko?
- Kazuo Inamori, salah satu pemimpin bisnis yang paling dihormati di Jepang, pendiri dari Kyocera dan yang menghidupkan kembali Japan Airlines (JAL). Dalam interview di tahun 2013, Inamori menerangkan: “Saya sanggup mengalahkan ketakutan saya karena saya telah memahat tantangan-tantangan.”
- Sir Ratan Tata, konglomerat legendaris dari India yang telah membangun Tata Sons menjadi korporasi raksasa. Dalam interview di tahun 2013, beliau mengutarakan: “Saya memang orangnya agak keras kepala. Kalau ada orang lain berdiri di jalan saya, itu sendiri merupakan motivasi bagi saya untuk berputar di sekitarnya atau di atasnya atau di bawahnya.”
- Kwek Leng Beng, konglomerat property kaya Singapura yang membangun kerajaan bisnis property dan perhotelan Hong Leong Group. Disampaikannya dalam interview Managing Asia tahun 2012: “Saya memang mengambil risiko, menghitung risiko tetapi saya cepat membuat keputusan. Satu keunggulan saya dibandingkan dengan yang lain adalah saya cepat membuat keputusan.”
Karakter Kepemimpinan
Karakter seperti apa yang dibutuhkan ada pada seorang pemimpin bisnis yang sukses? Ada orang yang berpandangan bahwa pemimpin yang bisa naik sampai ke level puncak memiliki determinasi yang kuat bahkan cenderung otoriter. Tetapi sepertinya dari sharing pendapat para pengusaha sukses Asia ini tidak demikian. Karakter-karakter kepemimpinan yang baik, itulah yang perlu dibangun. Seperti apa?
- Liu Chuanzhi, pebisnis China legendaris, pendiri dari Lenovo, pembuat PC terbesar di dunia. Dalam wawancara tahun 2016, Liu membagi kualitas kepemimpinannya, demikian: “Keberhasilan dari perusahaan yang baik membutuhkan integritas dan kredibilitas, bukan kelicikan.”
- Ramon Ang, Presiden dari San Miguel Corporation yang menjadi konglomerasi terbesar di Filipina. Pada tahun 2013, Ramon menyatakan di Managing Asia: “Saya bukanlah bintang film. Saya juga bukan politisi, hanyalah seorang pengusaha yang sederhana. Jadi jika Anda ingin ada orang yang deal dengan Anda, Anda harus berada di balik layar, jangan terlalu bising atau menyombong.”
- Narayana Murthy, industrialis IT India yang disegani, pendiri Infosys. Dalam wawancaranya di tahun 2011 mengatakan: “Karakter dan kesempatan adalah dua atribut penting untuk sukses di masa ini.”
- Cher Wang, chairman HTC, pengusaha Taiwan garis depan dalam inovasi mobile. Di tahun 2013 membagi nilai kepemimpinannya yang sederhana: “Pemimpin yang baik harus punya hati seorang pelayan (a servant’s heart).”
- Tadashi Yanai, milyuner Jepangyang sukses membangun kerajaan Uniqlo dari satu tokomenjadi raksasa di pasar global. Secara singkat diuraikannya satu prinsip dalam mengembangkan bisnisnya: “Dengan berdaya juang (endurance), Anda pasti sukses.”
- Muhammad Yunus,pemenang hadiahNobel yang banyak menolong kelompok miskin di Bangladesh dengan program kredit tanpa agunan, serta pendiri dari Grameen Bank. Dia menyampaikan inspirasi suksesnya di tahun 2012, demikian: “Saya hanya seorang sederhana mencoba melakukan yang terbaik dari apa yang saya bisa lakukan.”
Pandangan ke Depan
Seorang pemimpin harusnya memiliki cara pandang ke depan yang berbeda. Kita menyebutnya sebagai pribadi yang punya visi di balik rutinitas ketat sehari-hari. Itu juga yang membedakan, antara lain, seorang pemimpin dan yang bukan. Lalu, seberapa pentingkah cara pandang ke depan ini dalam membangun bisnis? Berikut kutipan pernyataan sebagian pebisnis puncak Asia.
- Zhang Xin, tokoh bisnis wanita di China yang berjuang dari bawah secara mandiri, serta CEO dari SOHO, developer property komersial terbesar di Beijing dan Shanghai. Ternyata kekayaan bukanlah motivator utamanya, seperti disampaikannya di tahun 2012: “Anda perlu memiliki dorongan untuk mengerjakan dengan baik. Anda juga perlu melihat melampaui uang karena kalau Anda hanya menghitung uang, Anda pun tidak akan pernah sampai ke sana.”
- Chanda Kochhar, banker berpengaruh di India, CEO dari ICICI Bank, bank swasta terbesar di India. Dalam wawancaranya tahun 2014, berkata: “Saya selalu mengatakan Anda memiliki dua mata untuk suatu tujuan: satu mata memandang masa depan dan satunya lagi memandang masa sekarang.”
Menyikapi Perubahan
Perubahan adalah bagian normal kehidupan, termasuk dalam kehidupan membangun bisnis. Perubahan itu juga membuka peluang untuk ber-inovasi. Dengan demikian perusahaan akan tetap berada garis inovatif untuk memenangkan persaingan. Lalu, apa kata para pengusaha kakap Asia terkait perubahan?
- Richard Taylor, pemenang Academy Awards dari Selandia Baru, Co Founder dari Weta Group, pembuat visual effect pada sejumlah film laris Hollywood. Di tahun 2007, Richard menyatakan: “Kunci sukses adalah untuk tetap bergerak, fleksibel dan reaktif, tetapi juga meletakkan jejak langkah kepada mimpi menjangkau langit pada masa depan.”
- Azim Premji, chairman dari perusahaan IT raksasa India, Wipro. Dalam wawancara di tahun 2010 terkait perubahan, menyatakan: “Masalah di dalam kesuksesan adalah itu membawa kepada kepuasan diri. Jadi sangat penting untuk mulai melakukan sedikit perubahan sebelum mereka harus diubah.”
Pemimpin Bisnis Indonesia
Tetapi di mana pemimpin bisnis dari Indonesia dalam interview Managing Asia dari CNBC? Sepertinya memang tidak banyak, barangkali dapat dihitung dengan jari. Salah satu yang cukup menarik adalah wawancara Christine Tan dengan Kris Wiluan di Pulau Batam.
- Kris Wiluan, Chairman Citramas Group, yang telah ikut membangun Pulau Batam dari awalnya dan menjadikan pulau ini sebagai pulau industri dan wisata. Citramas Group saat ini dikenal sebagai pemain industri kelas global dengan inti bisnis pada logistik dan pengeboran minyak dan gas bumi. Dalam interview di tahun 2015 dalam Managing Asia, pendiri Citramas Group ini, di antaranya sempat menyebutkan: “Saya ingin membangun bisnis di mana saya bisa membuat perbedaan. Suatu bisnis yang tidak hanya menghasilkan keuntungan, tetapi juga memberi kontribusi kepada komunitas di sekitar kita.”
Impiannya nampaknya sebagian telah tercapai. Salah satu dari 40 orang terkaya di Indonesia ini memiliki bisnis yang saat ini tersebar di sejumlah negara beserta dengan ribuan karyawannya. Kelompok usahanya juga mengelola kawasan wisata hingga industri perfilman dengan pelanggan sebagian besar dari mancanegara.
Di balik kesuksesan besar para pebisnis top, ada pendorong atau driver yang mereka yakini dan jalani dengan konsisten. Kekuatan dari keyakinan mereka inilah yang, bisa jadi, membentuk mereka menjadi pebisnis yang tangguh, dan selanjutnya banyak orang menyebut mereka pemimpin bisnis yang sukses. Semoga bermanfaat.
By Alfred Pakasi ,
CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group