Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Jumat dinihari (26/05) ditutup turun. Penurunan harga kakao masih terganjal peningkatan pasokan di negara-negara produsen kakao.
Pedagang mencatat kedatangan kakao di Pantai Gading masih jauh di atas tahun lalu dan prospek produksi Ghana menambah harapan untuk persediaan yang cukup banyak.
Analis menyatakan sisi permintaan tidak terlihat bagus dan ada kelebihan pasokan yang sangat besar. Jadi untuk harga, sangat sulit untuk naik.
Petani kakao di Pantai Gading menjual kacang di bawah harga minimum yang dijamin pemerintah karena penurunan harga global menekan pendapatan bagi pembeli dan eksportir, demikian petani dan pembeli menyatakan kepada Reuters.
Di akhir perdagangan dinihari tadi, harga kakao berjangka kontrak Juli 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan penurunan. Harga komoditas tersebut ditutup turun sebesar 17 dollar atau 0,90 persen pada posisi 1.877 dollar per ton.
Malam nanti akan dirilis data GDP Growth Rate estimasi kedua Q1 dan Durable Goods Orders April yang diindikasikan menurun. Jika terealisir akan menekan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi naik jika pelemahan dollar AS terealisir. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Resistance pada posisi 1.930 dollar. Jika level Resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 1.980 dollar. Sedangkan level Support yang akan ditembus jika terjadi penurunan ada pada 1.830 dollar dan 1.780 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang