Harga CPO di bursa komoditas Malaysia terpantau bergerak naik pada perdagangan Rabu siang (31/05). Kenaikan harga CPO siang ini terdukung stabilnya data pertumbuhan manufaktur dan jasa Tiongkok.
Sektor manufaktur Tiongkok stabil, dan lebih cepat dari yang diperkirakan pada bulan Mei karena aktivitas di industri baja meningkat tajam, sebuah survei resmi menunjukkan pada hari Rabu (31/05).
Indeks Manajer Pembelian (PMI) resmi Biro Statistik Nasional bertahan di 51,2 di bulan Mei, sama dengan jumlah bulan April, yang merupakan yang terendah dalam enam bulan.
Pertumbuhan sektor jasa Tiongkok juga meningkat menjadi 54,5 di bulan Mei, dibandingkan dengan pembacaan bulan sebelumnya sebesar 54,0.
Lihat : Pertumbuhan Manufaktur Mei Tiongkok Melebihi Perkiraan
Menguatnya data ekonomi Tiongkok mendorong sentimen positif permintaan karet dari daratan Tiongkok.
Namun kenaikan tersebut tertahan lebih jauh dengan terjadinya pelemahan minyak mentah di sesi Asia.
Harga minyak mentah turun pada hari Rabu (31/05) di sesi Asia, karena kenaikan produksi dari Libya menambah kekhawatiran tentang peningkatan produksi A.S. yang meruntuhkan pemotongan produksi OPEC.
Harga minyak mentah berjangka A.S. West Texas Intermediate (WTI) berada di $ 49,34 per barel turun 32 sen atau 0,64 persen. Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional untuk harga minyak, berada di $ 51,65 per barel, turun 19 sen, atau 0,37 persen.
Lihat : Harga Minyak Mentah Sesi Asia Masih Tertekan Peningkatan Produksi Libya dan AS
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami kenaikan. Harga kontrak Agustus 2017 yang merupakan kontrak paling aktif menguat sebesar 5 ringgit atau 0,2 persen dan diperdagangkan pada posisi 2.509 ringgit per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah jika pelemahan minyak mentah berlanjut dan mata uang Ringgit menguat.
Harga CPO berjangka kontrak Agustus 2017 di bursa komoditas Malaysia berpotensi menguji level Support pada posisi 2.450 ringgit dan 2.400 ringgit. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 2.500 ringgit dan 2.550 ringgit.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang