Pada akhir pekan kemarin, serangan teror terjadi di pusat kota London, Inggris. Polisi Metropolitan London mengatakan pada hari Minggu bahwa 12 penangkapan telah dilakukan setelah serangan semalam di London Bridge, yang dianggap sebagai tindakan terorisme.
Polisi memenuhi jalan-jalan di London setelah setidaknya tujuh orang terbunuh di daerah yang penuh dengan keramaian Sabtu malam. Sebuah van yang dipenuhi tiga orang bersenjata menabrak pejalan kaki di Jembatan London, dengan ketiga penyerang ditembak mati oleh polisi dalam beberapa menit setelah serangan tersebut, insiden teror utama ketiga Inggris dalam beberapa bulan.
Kelompok militan mengatakan bertanggung jawab atas kejadian tersebut, namun NBC tidak dapat secara independen memverifikasi klaim tanggung jawab tersebut. Teror ini terjadi menyusul pemboman bulan lalu di sebuah konser di Manchester dan juga sebuah serangan di luar Parlemen pada bulan Maret.
Di antara 12 orang yang ditangkap di daerah Barking London adalah 7 wanita, menurut seorang pejabat Polisi yang tidak menyebutkan nama tersangka. Pejabat memperingatkan adanya kehadiran polisi yang meningkat di sekitar kota, dengan para penyidik masih mengejar petunjuk dan berpotensi menangkap orang lain.
Serangan tersebut menyebabkan hampir 50 orang cedera, dan pihak berwenang mengatakan beberapa dari korban tersebut terancam kehidupannya, menunjukkan bahwa jumlah korban tewas dapat meningkat. Assistant Met Police Commissioner Mark Rowley mengatakan bahwa 21 dari mereka yang terluka dalam serangan tersebut berada dalam kondisi kritis, dengan 36 orang dirawat di rumah sakit.
Seorang perwira Polisi Transportasi Inggris dan seorang petugas Polisi Met-Polisi yang tidak bertugas adalah orang-orang yang sangat terluka, menurut pernyataan Polisi Met, namun diperkirakan akan bertahan. Rowley mengatakan kepada wartawan bahwa penyerang tampaknya mengenakan rompi peledak.
Polisi meminta masyarakat untuk tetap tenang tapi tetap waspada karena penyelidikan berlanjut, dan meminta kerja sama publik.
Sebagai tanggapan atas serangan tersebut, Perdana Menteri Theresa May memberikan tanggapan yang lebih keras terhadap ekstremisme Islam yang telah mengilhami terorisme di seluruh Eropa Barat. Serangan Sabtu terjadi beberapa hari menjelang pemilihan parlemen Inggris pada 8 Juni yang telah diperketat secara tak terduga dalam beberapa hari ini, dan beberapa minggu setelah seorang pembom bunuh diri menewaskan lebih dari 20 orang di sebuah konser di Manchester.
Pada hari Minggu, May mengatakan serangan baru-baru ini tidak terkait secara langsung, namun “terorisme menghasilkan terorisme” dan penyerang saling mengcopy satu sama lain. Dia mengatakan, lima titik yang kredibel telah terganggu sejak Maret.
Sentimen berita teror di London ini sempat mepnegaruhi awal perdaganga bursa Asia, dimana investor masih terus mencermati kejadian tersebut dan “wait and see” terhadap pengaruh kejadian tersebut. Awal perdagangan bursa Asia, indeks Nikkei, ASX 200 dan Kospi bergerak lemah. Namun memasuki siang Nikkei dan Kospi merangkak naik.
Sementara itu Poundsterling juga jatuh, di bawah tekanan setelah serangan teroris ketiga di Inggris dalam waktu kurang dari tiga bulan ini. Serangan juga mengganggu rencana pemilihan di Inggris yang rencananya dilaksanakan 8 Juni ini.
Bagaimana pengaruhnya terhadap bursa Eropa? akankan menekan atau diabaikan. Kelihatannya bisa mengganggu bursa Eropa. Namun jika tindakan kepolisian Inggris cepat dan meredakan kekuatiran keamanan, dapat mengangkat bursa Eropa.
Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang Image : Linkwaylife