Pada akhir perdagangan Selasa dinihari (20/06), harga batubara Rotterdam naik terpicu penutupan beberapa pertambangan batubara terbesar di dunia Coal India.
Perusahaan pertambangan batubara terbesar di dunia, Coal India, telah mengumumkan rencana untuk menghentikan total 37 tambang yang tidak lagi layak secara ekonomi di India.
Coal India, yang menyumbang lebih dari 80 persen produksi batubara India, menghasilkan rata-rata 1,42 ton batubara per hari pada bulan Juni tahun lalu.
Awal bulan ini, produsen batubara milik pemerintah tersebut menginformasikan kepada Bombay Stock Exchange mengenai niatnya untuk menutup 37 tambang di negara tersebut, karena mereka tidak lagi layak secara finansial.
Menurut Coal India, semua 37 tambang akan pensiun pada bulan Maret tahun depan. Tambang tersebut membentuk sekitar 9 persen dari jumlah total tambang yang dioperasikan oleh Coal India.
Penutupan pertambangan batubara terbesar di dunia ini memicu perkiraan penurunan produksi batubara.
Harga komoditas batubara Rotterdam mengalami penguatan sebesar 1,10 dollar atau setara dengan 1,41 persen, dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya, pada 79,20 dollar per ton.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pergerakan harga batubara berjangka Rotterdam pada perdagangan selanjutnya berpotensi lemah jika harga minyak mentah bergerak turun terpicu kekuatiran peningkatan produksi AS dan global.
Harga batubara berjangka berpotensi menguji level Support pada posisi 78,70 dollar dan Support kedua di level 78,20 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 79,70 dollar dan 80,20 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang