Harga CPO 20 Juni Turun 1 Persen Mengikuti Pelemahan Minyak Nabati Saingannya

1298

Harga CPO di bursa komoditas Malaysia terpantau turun pada perdagangan Selasa siang (20/06). Penurunan harga CPO siang ini terpicu pelemahan harga minyak nabati saingan lainnya.

Harga minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan minyak nabati terkait seperti soyoil, karena mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global

Minyak kedelai di Chicago Board of Trade tergelincir sebanyak 0,3 persen, setelah ditutup turun 0,9 persen pada sesi sebelumnya.

Di minyak terkait lainnya, minyak kedelai September di Dalian Commodity Exchange kehilangan sebanyak 1,5 persen, sementara kontrak palm olein bulan September turun hingga 1,7 persen.

Permintaan minyak tropis juga terlihat melemah pada Juni menyusul akhir musim Ramadhan. Pengiriman turun 14,8 persen selama Juni 1-20 dibandingkan periode yang sama bulan lalu, menurut data dari surveyor kargo Intertek Testing Services pada hari Selasa.

Bulan puasa Ramadan, yang dimulai pada akhir Mei tahun ini, biasanya membuat penggunaan minyak kelapa sawit lebih tinggi untuk keperluan memasak, meskipun pembeli biasanya mempersiapkan persediaan sebulan sebelum perayaan dimulai.

Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami pelemahan. Harga kontrak Agustus 2017 yang merupakan kontrak paling aktif melemah sebesar -33 ringgit atau -1,3 persen dan diperdagangkan pada posisi 2.455 ringgit per ton.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga CPO berjangka pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah dengan pelemahan minyak nabati saingannya. Namun perlu dicermati kenaikan harga minyak mentah dan pelemahan Ringgit yang jika terus berlanjut dapat mengangkat harga.

Harga CPO berjangka kontrak September 2017 di bursa komoditas Malaysia berpotensi menguji level Support pada posisi 2.400 ringgit dan 2.350 ringgit. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 2.500 ringgit dan 2.550 ringgit.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here