Harga gula berjangka ICE ditutup anjlok pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York Kamis dinihari (22/06). Harga komoditas ini mengalami pelemahan tertekan melemahnya harga minyak mentah.
Harga minyak mentah anjlok ke level terendah 10 bulan pada akhir perdagangan hari Kamis dinihari (22/06), karena kekhawatiran peningkatan produksi global mengalahkan berita penurunan persediaan AS yang lebih besar dari perkiraan.
Harga minyak mentah berjangka AS ditutup pada $ 42,53, turun 2,25 persen. Harga sempat menyentuh level terendah $ 42,13, level intraday terendah sejak Agustus 2016. Sejak memuncak pada akhir Februari, minyak mentah telah turun lebih dari 20 persen. Harga minyak mentah berjangka Brent turun US $ 1,20 menjadi US $ 44,82 per barel.
Lihat : Harga Minyak Mentah Anjlok ke Level $ 42, Terendah Dalam 10 Bulan
Para pedagang mengantisipasi bahwa harga minyak yang lebih rendah akan memicu produsen tebu lebih memilih mengkonversi tebu menjadi gula dibandingkan etanol, sehingga produksi gula meningkat dan semakin menekan harga gula.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Oktober 2017 terpantau turun. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup anjlok sebesar 0,56 sen atau setara dengan 4,05 persen pada posisi 13,26 sen per pon.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga gula berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi merosot jika pelemahan harga minyak mentah berlanjut. Namun jika pelemahan dollar AS berlanjut dapat mendukung harga. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi menguji level Support pada posisi 12,80 sen dan 12,30 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 13,80 sen dan 14,30 sen.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang