Berikut adalah perkiraan perkembangan harga bijih besi yang dikeluarkan oleh Morgan Stanley. Harga komoditas ini akan bergerak di harga rata-rata $ 50 per ton pada kuartal ketiga, turun 23 persen dari perkiraan sebelumnya, dan $ 55 dalam tiga bulan terakhir, sementara prospek untuk tahun depan dan 2019 dibukukan pada $ 58 dan $ 54.
Harga bijih besi yang mencapai puncaknya di harga yang mendekati $ 95 pada pertengahan Februari telah tenggelam sejak saat itu di tengah meningkatnya pasokan dari produsen termasuk Vale Brazil. Pada hari Senin, BHP Billiton Ltd, perusahaan pertambangan terbesar di dunia, juga menyoroti pasokan baru yang sekarang mengalir keluar dari Brazil, memprediksi penurunan volatilitas pasar.
Morgan Stanley memperkirakan surplus yang meluas untuk perdagangan di luar negeri, dan harga akan bergerak mendatar di sekitar $ 55 sampai $ 60 ton, dengan harapan adanya penurunan pasokan ke pasar global. Pasokan yang ada saat ini masih terlihat meningkat dari 34 juta ton tahun 2017 menjadi 81 juta pada tahun 2018, dan mencapai 185 juta pada tahun 2021.
Harga bijih besi dengan 62 persen kandungan yang dikirim ke Qingdao mencapai $ 56,75 per ton kering pada hari Jumat, menurut Metal Bulletin Ltd. Harga komoditas ini telah kehilangan 29 persen sejak akhir Maret, dan berada dalam jalur kerugian kuartalan terbesar sejak krisis keuangan global di Tiongkok pada tahun 2008.
Sementara data prospek yang dikeluarkan oleh Citigroup Inc, menunjukkan prediksi harga bijih besi bergerak di $ 51 untuk kuartal ketiga dan $ 48 dalam tiga bulan terakhir setelah mengurangi perkiraan awal bulan ini. Citigroup juga menghitung adanya kelebihan pasokan senilai 118 juta ton pada 2017, naik dari lebih dari 60 juta ton tahun lalu.
Harga saham Rio Tinto Group, turun 0,9 persen menjadi A $ 59,04 pada pukul 11:46 pagi waktu setempat, sementara BHP turun 1,1 persen. Fortescue Metals Group Ltd naik 0,8 persen.
Selasti Panjaitan/ VMN/VBN/ Senior Analyst Stocks-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang