Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Selasa dinihari (27/06) ditutup turun. Penurunan harga kakao tertekan kekuatiran peningkatan produksi kakao.
Kakao berjangka kehilangan 6,7% minggu lalu akibat kembalinya cuaca basah ke area pertumbuhan kakao utama di Afrika Barat.
Kakao telah berjuang untuk bergerak lebih tinggi di tengah surplus kakao yang diperkirakan, seiring dengan pertumbuhan permintaan yang lamban.
Bulan lalu, International Cocoa Organization menaikkan perkiraannya untuk musim 2016-17, mengindikasikan surplus 382.000 ton dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 264.000 ton, karena pasokan kakao membengkak di Pantai Gading, penumbuh terbesar di dunia. Beberapa perusahaan riset swasta telah memperkirakan surplus besar lainnya untuk musim depan, kata para pedagang.
Dalam laporan terakhir, ICCO meningkatkan perkiraan untuk produksi global pada 2016/2017 sebesar 140.000 ton menjadi rekor 4,69 juta, naik 18,1% dari musim sebelumnya. Kenaikan tersebut diperkirakan sebagian besar berasal dari Ghana dan Pantai Gading.
Di akhir perdagangan dinihari tadi, harga kakao berjangka kontrak September 2017 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup dengan membukukan penurunan. Harga komoditas tersebut ditutup merosot sebesar 34 dollar atau 1,81 persen pada posisi 1.845 dollar per ton.
Malam nanti akan dirilis data S&P/Case-Shiller Home Price MoM APR dan CB Consumer Confidence JUN, yang keduanya diindikasikan menurun. Jika terealisir akan menekan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi naik jika pelemahan dollar AS berlanjut. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Resistance pada posisi 1.900 dollar. Jika level Resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 1.950 dollar. Sedangkan level Support yang akan ditembus jika terjadi penurunan ada pada 1.800 dollar dan 1.750 dollar.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang