Perdagangan saham pada hari Rabu (28/06) di bursa Tokyo di tutup dengan pergolakan seiring saham teknologi yang menurun di pasar A.S.
Sentimen ini mematahkan saham-saham kapital kecil, sebaliknya saham perbankan sebagai saham kapitalis besar mendapat keuntungan dari kenaikan imbal hasil obligasi global.
Indeks Nikkei turun -94,68 poin, atau -0,47 persen, ditutup di level 20.130,41.
Tekanan pada pasar ini dipicu oleh sikap investor yang tetap berhati-hati setelah tertundanya pemungutan suara untuk mengganti Obamacare dengan program kesehatan yang ditawarkan oleh Presiden Donald Trump, hal ini menjadi pertanyaan baru bagi investor tentang agenda domestik Presiden A.S.
Berita tersebut meningkatkan kekhawatiran pada pasar dan membuat pasar sulit mengambil arahan yang kuat.
Saham teknologi jatuh setelah aksi jual saham teknologi perusahaan besar, seperti Alphabet yang merupakan induk perusahaan Google, yang anjlok -2,5 persen setelah regulator antimonopoli Uni Eropa menyerang raksasa teknologi dengan denda 2,7 miliar dolar A.S.
Lihat : Ini Penyebab Anjloknya Saham Google; Saham Teknologi Global Ikut Merosot
Kinerja saham perbankan berhasil menguat dari imbal hasil Benchmark 20 tahun A.S. yang naik menjadi 2,22 persen dari 2,14 persen pada akhir Senin, setelah Ketua Fed Janet Yellen mengatakan bahwa menaikkan suku bunga secara bertahap merupakan keputusan yang tepat.
Saham Mitsubishi UFJ Financial Group naik 2,6 persen, Mizuho Financial Group melonjak 3,0 persen dan SMFG menguat 2,2 persen.
Malam nanti akan dirilis data Pending Home Sales Mei yang diindikasikan meningkat. Jika hasil ini terealisir akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks Nikkei akan bergerak naik jika dollar AS kuat dan Yen melemah.
Evi/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang