Harga gula berjangka ICE ditutup naik pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York Selasa dinihari (04/07). Harga komoditas ini mengalami penguatan terdukung kenaikan harga minyak mentah.
Harga minyak mentah naik untuk hari kedelapan pada akhir perdagangan Selasa dinihari (04/07) sebagai kenaikan harian terpanjang di lebih dari lima tahun setelah data menunjukkan bahwa produksi A.S. yang rendah.
Harga minyak mentah berjangka A.S. West Texas Intermediate (WTI) berakhir naik $ 1,03, atau 2,2 persen, lebih tinggi, pada $ 47,07 per barel. Harga minyak mentah berjangka Brent naik 92 sen atau 1,9 persen menjadi $ 49,69 per barel.
Lihat : Harga Minyak Mentah Naik 2 Persen Terbantu Penurunan Produksi AS
Para pedagang mengantisipasi bahwa harga minyak yang lebih tinggi akan mendorong produsen tebu lebih memilih mengkonversi tebu menjadi etanol dibandingkan gula, sehingga produksi gula menurun dan semakin meningkatkan harga gula.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Oktober 2017 terpantau menguat. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup melompat sebesar 0,11 sen atau setara dengan 0,80 persen pada posisi 13,92 sen per pon.
Perdagangan bursa ICE akan libur pada 4 Juli memperingati hari kemerdekaan AS. Pasar akan diperdagangkan lagi pada Rabu (05/07). Pasar akan mencerna data risalah pertemuan The Fed. Jika risalah The Fed mendukung penguatan ekonomi akan menguatkan dollar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga gula berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi lemah jika penguatan dollar AS terealisir. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi menguji level Support pada 13,40 sen dan 12,90 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 14,40 sen dan 14,90 sen.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang