Harga Gula ICE Berpotensi Tertekan Peningkatan Bea Impor India

762

Perdagangan bursa ICE New York libur pada 4 Juli memperingati hari kemerdekaan AS. Pasar akan diperdagangkan lagi pada Rabu (05/07).

Harga gula berjangka ICE ditutup naik pada akhir perdagangan bursa ICE Futures New York Selasa dinihari (04/07). Harga komoditas ini mengalami penguatan terdukung kenaikan harga minyak mentah. Para pedagang mengantisipasi bahwa harga minyak yang lebih tinggi akan mendorong produsen tebu lebih memilih mengkonversi tebu menjadi etanol dibandingkan gula, sehingga produksi gula menurun dan semakin meningkatkan harga gula.

Harga gula berjangka kontrak Oktober 2017 ditutup naik sebesar 0,11 sen atau setara dengan 0,80 persen pada posisi 13,92 sen per pon.

Sentimen bearish berpotensi menekan perdagangan gula malam nanti.

Pemerintah India mempertimbangkan untuk menaikkan bea impor gula menjadi 60 persen dari 40 persen saat ini untuk membatasi pengiriman murah dan mempertahankan harga domestik. Setiap penurunan harga lokal akan mempengaruhi kapasitas pabrik untuk membayar iuran kepada petani.

Mengingat rendahnya produksi gula yang diperkirakan selama tahun pemasaran 2016-17 saat ini, pemerintah pada bulan April mengizinkan impor 5 lakh ton gula mentah pada tugas nol untuk meningkatkan pasokan dalam negeri.

Pasar akan mencerna data risalah pertemuan The Fed. Jika risalah The Fed mendukung penguatan ekonomi akan menguatkan dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga gula berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi lemah terpicu peningkatan bea impor India dan penguatan dollar AS. Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi menguji level Support pada 13,40 sen dan 12,90 sen. Sedangkan level Resistance yang akan diuji jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 14,40  sen dan 14,90 sen.

Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here