Harga emas mencapai level tertinggi dua minggu pada akhir perdagangan Rabu dinihari (19/07) setelah dolar AS jatuh karena prospek yang memudar dari kenaikan suku bunga A.S. dan ekspektasi permintaan yang lebih kuat dari pasar fisik di India.
Harga emas spot LLG naik 0,83 persen pada $ 1,244.10 per ons, dan mencapai level tertinggi sejak 3 Juli.
Harga emas berjangka A.S. naik $ 8,20 untuk berakhir di $ 1,241.90 per ons.
Dollar AS merosot ke level terendah 10 bulan terhadap sekeranjang mata uang, membuat logam berdenominasi dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, yang dapat mendorong permintaan.
Data dari konsultasi GFMS menunjukkan bahwa impor emas India naik ke sekitar 75 ton pada bulan Juni dari 22,7 ton tahun lalu. Untuk paruh pertama tahun ini, impor naik menjadi 514 ton, naik 161 persen dari tahun sebelumnya. Analis GFMS mengatakan lonjakan tersebut disebabkan oleh konsumen India yang membeli jatah kenaikan pajak barang dan jasa di bulan Juli naik menjadi 3 persen dari 1,2 persen.
Dollar AS juga tertekan sulitnya upaya Presiden AS Donald Trump untuk memberikan RUU kesehatan baru di pasar yang khawatir dengan laju pertumbuhan ekonomi Amerika.
Kepemilikan SPDR Gold Trust, emas terbesar di dunia yang diperdagangkan di bursa ETF, turun menjadi 827,07 ton pada hari Senin, turun dari 828,84 ton pada hari Jumat.
Sementara harga perak naik 1,34 persen menjadi $ 16,286 per ons setelah menyentuh level tertinggi dua minggu di $ 16,23.
Platinum naik 0,27 persen menjadi $ 924,00. Palladium dicampur pada $ 862,80.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga emas bergerak lemah dengan penguatan bursa Wall Street. Harga emas diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 1,242.00-$ 1,240.00, namun jika harga bergerak naik akan menembusa kisaran Resistance $ 1,246.00-$ 1,248.00.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang