Bursa Saham A.S. ditutup melemah pada akhir perdagangan Rabu dinihari (09/08) setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan Korea Utara terkait peluncuran rudal antar benua.
Indeks Dow Jones sempat turun lebih dari 60 poin sebelum ditutup turun 33,08 poin di level 22.085,34. Indeks 30-saham gagal membukukan kemenangan beruntun 10-hari dan beruntun dari sembilan rekor penutupan berturut-turut.
Indeks S & P 500 ditutup turun 0,24 persen di level 2.474,92, dengan sektor bahan memimpin penurunan. Indeks, bersama dengan Dow, mencatat rekor intraday di awal sesi. S & P menembus level tertinggi intraday sebelumnya di 2.484,04, didorong oleh kenaikan sebelumnya dalam saham finansial dan teknologi.
Indeks Nasdaq tergelincir 0,21 persen pada 6370.46.
Imbal hasil obligasi 10 tahun melonjak untuk diperdagangkan pada 2,28 persen setelah lowongan kerja dan survei perputaran tenaga kerja menunjukkan rekor jumlah lowongan pekerjaan untuk bulan Juni.
Hingga Jumat, pendapatan kuartal kedua kalender tumbuh 10,1 persen. S & P Capital IQ awalnya memperkirakan pendapatan tumbuh sebesar 6,2 persen.
Komponen Dow Disney ditetapkan untuk melaporkan hasil kuartalan Selasa setelah penutupan. Investor akan mencari petunjuk tentang bisnis kabel perusahaan, terutama ESPN.
Michael Kors dan Ralph Lauren membukukan laba lebih baik dari perkiraan sebelum bel Selasa, membuat saham mereka masing-masing naik 21,5 persen dan 13,3 persen. Saham ritel telah terpukul tahun ini, dengan SPDR S & P Retail ETF turun 6,2 persen pada periode tersebut karena investor takut keuntungan pasar lebih lanjut dari Amazon.com.
Sektor Teknologi telah menjadi pendukung pasar saham A.S. tahun ini, meningkat lebih dari 20 persen dalam periode waktu tersebut.
Malam nanti akan dirilis data persediaan minyak mentah mingguan oleh EIA yang diindikasikan menurun. Jika terealisir akan mengangkat harga minyak mentah.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Wall Street akan bergerak naik jika harga minyak mentah menguat. Namun akan dicermati juga perkembangan geopolitik antara AS dan Korea Utara.
Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center Editor: Asido Situmorang