Bursa Wall Street Masih Tertekan Ketegangan AS-Korea Utara

842
wall street

Bursa saham A.S. ditutup lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis dinihari (10/08) dengan semakin memanasnya hubungan A.S.-Korea Utara.

Indeks Dow Jones turun 36,64 poin menjadi ditutup pada 22.048,70, dengan Walt Disney memberikan kontribusi paling banyak dalam kerugian.

Indeks S & P 500 ditutup di bawah garis datar di 2.474,02. Indeks turun sebanyak setengah persen, dengan utilitas memimpin penurunan.

Indeks Nasdaq tertinggal, turun 0,28 persen menjadi 6.352,33.

Presiden Donald Trump memperingatkan Korea Utara pada hari Selasa tentang menghadapi “api dan kemarahan” jika Korea Utara memberikan lebih banyak ancaman terhadap A.S.

Korea Utara menanggapi dengan mengatakan bahwa pihaknya “dengan hati-hati memeriksa” gagasan tentang serangan rudal di Guam, wilayah Pasifik A.S.

Namun demikian, permintaan safe haven melonjak, dengan imbal hasil obligasi AS 10 tahun mencapai level terendah sejak 28 Juni dan emas berjangka melonjak lebih dari 1 persen. Franc Swiss, sementara itu, berada di jalur untuk mencatat kenaikan satu hari terbesarnya terhadap euro dalam lebih dari dua tahun.

Saham pertahanan melonjak, dengan Lockheed Martin, Raytheon dan Northrop Grumman semua mencapai rekor tertinggi.

Saham di luar negeri turun tajam, dengan Dax Jerman dan CAC Prancis 40 masing-masing turun 1,1 persen dan 1,4 persen. Kospi Korea Selatan turun 1,1 persen sementara Nikkei 225 Jepang mundur 1,3 persen.

Wall Street juga fokus pada pendapatan perusahaan dari Disney. Perusahaan membukukan laba kuartalan lebih baik dari perkiraan namun penjualannya di bawah ekspektasi. Saham raksasa media tersebut turun sekitar 4 persen dan mencukur sekitar 30 poin dari Dow Jones berbobot.

Kalender pendapatan kuartal kedua sebagian besar kuat. Lebih dari 70 persen perusahaan S & P 500 yang melaporkan membukukan pendapatan lebih baik dari perkiraan sementara 69 persen telah mengalahkan penjualan, menurut data dari Thomson Reuters.

Musim pendapatan yang kuat membantu mendorong saham A.S. mencapai rekor tertinggi. Dow bahkan menembus di atas 22.000 untuk pertama kalinya pekan lalu.

Malam nanti akan dirilis data ekonomi AS, jobless claim diindikasikan menurun, data PPI diindikasikan menguat.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa Wall Street akan bergerak naik jika data ekonomi membaik. Namun akan dicermati juga perkembangan geopolitik antara AS dan Korea Utara, yang jika terus memanas akan menekan bursa Wall Street.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here