(Vibiznews – Commodity) – Harga spot emas dunia turun lagi ke level terendah 7 minggunya pada hari Selasa ini, karena penguatan bursa saham dan dollar didukung oleh data ekonomi AS yang optimis dan yield dari US Treasury yang kuat (03/10).
Spot emas turun 0.1 persen pada $1,269.00 per ounce siang WIB ini, setelah sebelumnya menyentuh titik terendah sejak pertengahan Agustus di $1,267.76.
Sementara itu, di dalam rupiah, harga emas spot terlihat merosot ke level Rp554,420 setelah minggu lalu ada di posisi Rp560 ribuan.
Analis pasar menyebutkan bahwa emas sedang berjuang saat ini karena setidaknya ada tiga variabel yang menekannya, yaitu dolar yang lebih kuat, kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga lebih tinggi dan kemungkinan berkurangnya ketegangan dengan Korea Utara. Diperkirakan emas masih mungkin turun ke level terendah $1.245 sebelum menemu support yang kuat.
Dollar AS pada hari Selasa ini menguat terhadap yen dan naik ke level tertingginya sejak pertengahan Agustus terhadap sekeranjang mata uang global, memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya.
Usulan reformasi pajak A.S. dan kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve pada Desember juga telah membantu mendukung greenback.
Presiden Fed Dallas, Robert Kaplan, pada hari Senin mengatakan bahwa bank sentral perlu “melihat dengan seksama” apakah harus menaikkan suku bunga pada bulan Desember, sementara Presiden Fed Minneapolis, Neel Kashkari, sebelumnya mengatakan bahwa dia ingin menunggu kenaikan suku bunga, demikian yang dilansir CNBC (03/10).
Suku bunga yang lebih tinggi cenderung mendorong dolar dan mendorong imbal hasil obligasi, dan menambahkan tekanan pada emas.
Emas spot mungkin menemukan support di zona $1.260 – $1.263 per ounce, dan kemudian memulai rebound yang layak, analis teknikal dari Reuters menyampaikan.
Analis Vibiznews melihat bahwa kalau berlanjut. Emas spot akan mengarah ke level $1251. Menuju ke sana, bisa jadi rebound akan mulai secara bertahap.
Analis: J. John
Editor: J. John