(Vibiznews -Commodity) – Harga minyak bergerak datar pada hari Jumat setelah satu minggu profit taking dan kembalinya kelebihan pasokan menyebabkan harga sedit tertekan, menghentikan kenaikan berturut-turut dalam satu minggu dan bagi harga minyak mentah Brent merupakan kenaikan terpanjang dalam 16 bulan.
Investor waspada terhadap badai tropis Nate yang menghentikan beberapa produksi minyak di Teluk Meksiko menjelang kedatangannya yang diprediksi akan melanda daerah tersebut pada hari Minggu.
Patokan global harga minyak mentah Brent di bursa berjangka dengan kode LCOc1 naik 7 sen menjadi $ 57,07 per barel pada 08:48 GMT. Untuk satu minggu terakhir mengalami kerugian yang mendekati 1 persen, mengakhiri kemenangan beruntun lima minggu yang merupakan yang terpanjang sejak Juni 2016.
Sementara harga minyak mentah tipe A.S. West Texas Intermediate (WTI) CLc1 berada di $ 50,59, turun 20 sen. Dan telah turun dalam satu minggu ini lebih dari 2 persen, kerugian mingguan terbesar dalam tiga bulan.
Di Teluk Meksiko, BP dan Chevron menutup kegiatan produksi di semua platform, sementara Royal Dutch Shell dan Anadarko Petroleum menghentikan beberapa aktivitas. Exxon Mobil, Statoil dan produsen lainnya juga telah menarik personel.
Prospek pemotongan produksi minyak yang meluas oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen lainnya yang dipimpin oleh Rusia telah mendukung harga dalam beberapa sesi terakhir.
Menteri energi Arab Saudi mengatakan pada hari Kamis bahwa dia “fleksibel” mengenai saran Moskow sehari sebelumnya untuk memperpanjang pakta pengendalian produksi sampai akhir 2018.
Diperkirakan harga minyak mentah Brent akan turun di bawah $ 55 per barel dan WTI di bawah $ 50 dalam beberapa hari ke depan
Data pemerintah A.S. menunjukkan minggu ini bahwa nilai ekspor minyak mentah telah meningkat mencapai rekor hampir 2 juta barel per hari.
sumber : reuters
Selasti Panjaitan/VMN/VBN/Senior Analyst Stocks-Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang
