(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia kembali fluktuatif dengan tergerus profit taking dari investor asing kemudian rebound kembali sejalan dengan penguatan bursa global, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level 5,924.12. Untuk minggu berikutnya (16-20 Oktober) pasar akan mulai mencari lagi indikasi dari sentimen bursa regional namun peluang untuk mencapai resistance terbuka. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5967 dan 6010, sedangkan support di level 5860 dan kemudian 5841.
Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat agak tenang pergerakannya dibandingkan minggu sebelumnya dan agak menguat sementara dollar AS secara global sedang terkoreksi, di mana secara mingguan rupiah fluktuatif dan menguat terbatas ke level 13,496. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,525 dan 13,585, sementara support di level 13,453 dan 13,365.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
• Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Building Permits dan Crude Oil Inventories pada Rabu malam; disambung dengan rilis Unemployment Claims pada Kamis malam.
• Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data CPI y/y Inggris pada Selasa sore; selanjutnya rilis Retail Sales m/m Inggris pada Kamis malam.
• Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data GDP q/y dan Industrial Production y/y China pada Kamis pagi.
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terpantau cenderung melemah oleh data inflasi AS yang tipis saja sementara pound merangkak naik karena prospek proses transisi Brexit dari Uni Eropa, di mana secara mingguan index dollar AS melemah tipis ke level 93.04. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau menguat ke level 1.1818. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1878 dan kemudian 1.2091, sementara support pada 1.1668 dan 1.1616.
Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3287 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3454 dan kemudian 1.3656, sedangkan support pada 1.3026 dan 1.2772. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 111.86. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.47 dan 114.48, serta support pada 111.46 serta level 109.54. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7886. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7985 dan 0.8124, sementara support level di 0.7732 dan 0.7571.
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat terdorong oleh kenaikan rekor bursa Wall Street sementara para investor mencermati data perdagangan China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 21225. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21265 dan 21350, sementara support pada level 20590 dan lalu 20110. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 28476. Minggu ini akan berada antara level resistance di 28626 dan 29120, sementara support di 27300 dan 26863.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau kembali mencatat penguatan mingguan untuk lima minggu berturut-turut bagi Dow Jones dan S&P 500 karena earnings report emiten yang positif. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat dalm rekor ke level 22802.65, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 22903 dan 22970, sementara support di level 22475 dan 22189. Index S&P 500 minggu lalu menguat terbatas ke level 2525.42, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2557 dan 2620, sementara support pada level 2457 dan 2429.
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau membukukan penguatan mingguan yang pertama dalam lima minggu terakhir dengan pelemahan dollar secara global, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat tajam ke level $1303.65 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1313 dan berikut $1357, serta support pada $1260 dan $1251. Di Indonesia, harga emas terpantau menguat ke level Rp566,855 per gram.
Dinamika harga instrumen investasi di pasar kadang-kadang diwarnai konsolidasi. Di balik konsolidasi, pengertiannya itu seperti kalau kita naik tangga terus, maka ada waktunya kita ingin istirahat sejenak. Itulah dia konsolidasi! Pasar agak dalam “range-bound” dengan rentang harga yang sempit atau terbatas. Dalam situasi seperti ini, Anda pun tetap dapat mengalami profit. Tentang caranya; mungkin Anda perlu belajar. Mari belajar bersama pelatihan yang ada di VBLC, pastinya itu akan bermanfaat, tidak jauh dari apa yang kita kejar. Salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Analis: Alfred Pakasi
Editor: J. John