(Vibiznews – Economy & Business) – Ekspor Korea Selatan melonjak lebih lambat dari yang diperkirakan pada bulan Oktober, dipengaruhi oleh hari libur nasional yang berlangsung lebih dari seminggu. Inflasi sedikit melemah namun tetap berada di dekat target 2 persen bank sentral.
Ekspor melonjak 7,1 persen pada Oktober dibandingkan tahun lalu, setelah ekspansi dua digit di setiap bulan sebelumnya tahun ini. Lonjakan ekspor tersebut masih dibawah perkiraan ekonom yang memprediksi kenaikan sebanyak 15,6 persen.
Impor naik 7,4 persen, menyebabkan surplus perdagangan $ 7,3 miliar
Harga konsumen naik 1,8 persen di bulan Oktober dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan perkiraan untuk kenaikan 1,9 persen
Dari bulan sebelumnya, harga turun 0,2 persen, sama dengan prediksi.
Inflasi untuk barang-barang kebutuhan utama, naik 1,3 persen di bulan Oktober dari tahun sebelumnya.
Data tersebut mungkin akan memicu pemikiran ulang di antara beberapa ekonom setelah pertumbuhan tercepat sejak 2010 memperkuat pandangan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan segera setelah 30 November. Sementara pemulihan ekspor yang berkelanjutan mendukung pertumbuhan, bahkan sedikit penurunan dalam barang-barang kebutuhan pokok dapat meminta perhatian segera di Bank of Korea tentang kenaikan suku bunga. Gubernur Lee Ju-yeol mengatakan kepada anggota parlemen pada hari Selasa bahwa bank sentral perlu memeriksa pergerakan harga, termasuk inflasi barang-barang kebutuhan pokok, sebelum menaikkan suku bunga.
Ekspor tumbuh lagi meskipun 4,5 hari kerja lebih sedikit di bulan ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kata kementerian perdagangan dalam sebuah pernyataan
Inflasi pada bulan Oktober melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya karena harga sayuran stabil dan efek dasar dari pemotongan biaya listrik pada bulan Juli-September 2016 telah hilang, kementerian keuangan mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah.
Kementerian tersebut mengatakan inflasi akan berlanjut pada tren stabil saat ini karena penurunan harga gas kota membatasi kenaikan, namun hal tersebut dapat terganggu oleh volatilitas harga minyak dunia.
Selasti Panjaitan/VMN/VBN/Senior Analyst Stocks-Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang