(Vibiznews – IDX) – Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari Jumat akhir pekan ini ditutup melemah tergerus 21 poin ke level 6.021,83. Aksi jual investor asing untuk ambil untung telah meluruhkan IHSG dalam tiga hari berturut-turut di zona merah. Pergerakan bursa domestik ini searah dengan pelemahan di bursa kawasan Asia dan bursa Wall Street (10/11).
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) hari ini lanjut melemah. Rupiah terhadap dollar AS sore hari WIB terlihat berada di posisi Rp 13.528, melemah dibandingkan posisi penutupan perdagangan Kamis kemarin di Rp 13.510.
Mengawali perdagangannya, IHSG dibuka menguat 7,074 poin (0,11%) ke level 6.044,528. Indeks LQ45 tumbuh 1,568 poin (0,23%) ke level 1.006,822. Namun, menjelang siang IHSG merosot. Pelemahan terus berlanjut hingga menutup perdagangan sore ini. IHSG turun 20,632 poin (0,34%) ke 6.021,828. Indeks LQ45 melemah 3,553 (0,35%) ke 1.001,141.
Posisi tertinggi IHSG tercatat di 6.045,282 dan terendah di 6.020,455. Pihak asing mencatat jual bersih sebesar Rp 1,21 triliun. Perdagangan saham sore ini cenderung ramai dengan frekuensi perdagangan 282.473 kali transaksi dengan volume 9,6 miliar lembar saham senilai Rp 7,5 triliun.
Pelemahan IHSG dipicu oleh anjloknya 7 sektor saham. Saham sektor perdagangan jatuh paling dalam sebesar 1,19%. Sebanyak 136 saham menguat, 192 saham melemah dan 115 saham stagnan. Pemodal asing masih cenderung keluar dari pasar.
Sementara itu, indeks utama AS telah ditutup dalam zona merah semalam. Indeks Dow Jones turun 0.43% ke level, S&P melemah 0.38% ke level, dan Nasdaq tertekan 0.58% ke level. Sedangkan, bursa-bursa Asia juga bergerak negatif pada sore ini, dengan Nikkei 225 turun 187,29 poin (0,82%) dan Indeks Hang Seng turun tipis 15,65 poin (0,05%).
Sejumlah saham yang masuk jajaran top losers di antaranya adalah: United Tractors (UNTR), Gudang Garam (GGRM), Indocement Tunggal (INTP) dan Roda Vivatex (RDTX).
Analis Vibiznews melihat pergerakan bursa ini masih dalam tekanan aksi profit taking yang selalu membayangi, dan ini sudah dalam tiga hari berturut melorot, sementara sebelumnya dalam tiga hari berturut juga IHSG telah mencetak rekor tertingginya. Sentimen bursa kawasan dan global yang dilanda koreksi pasar nampaknya memengaruhi arah IHSG, dan kemungkinan masih akan demikian di pasar minggu depannya. Antara peluang cetak rekor baru atau koreksi berlanjut, masih dimungkinkan terjadi pada minggu berikut. Resistance saat ini berada di level 6.071 dan 6.082. Sedangkan bila terhadang profit taking di level atas ini, support ada di level 5989, dan bila tembus di level 5949.
Analis: J. John
Editor: J. John