(Vibiznews – Commodity) – Harga spot emas dunia hanya sedikit berubah pada perdagangan hari Senin, namun bertahan di dekat level terendah sesi sebelumnya, tertekan oleh dolar yang menguat dan ekspektasi dari serangkaian kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS untuk tahun ini dan tahun 2018 (13/11).
Spot emas hampir tidak berubah pada $1,276.76 per ounce pada Senin sore WIB. Pada hari Jumat, emas turun 0,7 persen, merupakan penurunan persentase harian terbesar sejak 26 Oktober, terbebani oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS.
Ekspektasi kenaikan suku bunga the Fed bulan depan telah menahan pergerakan terbatas harga emas , kata fund manager pada gold exchange-traded fund terbesar China, HuaAn Gold, seperti yang dikutip CNBC (13/11).
“Ada pembicaraan mengenai tiga kenaikan suku bunga tahun depan, yang akan menjadi pandangan pasar tentang pengetatan kebijakan moneter yang signifikan. Pasar mencerna berita ini dan kita tidak melihat banyak pergerakan harga emas dalam satu atau dua bulan ke depan,” ujarnya.
Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan pada hari Senin di Tokyo bahwa dia akan mendukung kenaikan suku bunga bulan depan dan mengharapkan bank sentral Amerika Serikat untuk menaikkan suku bunga tiga kali tahun depan asalkan inflasi tetap berada di jalurnya.
Emas spot dalam bias untuk menguji kembali support di $1.263 per ounce, tembusan ke bawahnya bisa membuka jalan menuju support berikutnya di $1.241, menurut analis teknis Reuters Wang Tao.
Sementara itu, analis Vibiznews melihat bahwa emas spot dunia masih sekitar konsolidasi pasar, biasnya mengarah ke pelemahan, dalam range jangka pendek antara $1263 – $1288.
Di dalam negeri, harga emas spot dalam rupiah turun tipis ke Rp556.722 per gram-nya dibandingkan Rp558.277 pada perdagangan pasar sebelumnya. Sementara itu, harga emas ANTAM terpantau turun ke Rp621.544 per gramnya, dibandingkan harga pasar pada Jumat kemarin di Rp625.280 per gram.
Source: CNBC
Analis: J. John
