(Vibiznews – Commodity) – Harga emas menanjak pada perdagangan hari Jumat ini karena dollar tergelincir dilemahkan oleh laporan dari Wall Street Journal bahwa tim penyidik kemungkinan adanya campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016 telah meminta dokumentasi kampanye pemilihan Presiden Donald Trump (17/11).
Penasihat Khusus tim, Robert Mueller, telah mengeluarkan surat pemanggilan bulan lalu untuk dokumen-dokumen yang berisi kata kunci Rusia tertentu pada lebih dari selusin pejabat, menurut laporan tersebut.
Spot emas telah naik 0,3 persen ke level $1,281.98 per ounce pada Jumat siang WIB. Harga emas telah naik sekitar 0,5 persen untuk minggu ini, kemungkinannya bisa menjadi gain mingguan kedua kali berturut-turut.
“Penurunan dollar dan penguatan mata uang Asia telah membuat emas menarik bagi investor Asia,” kata seorang ekonom di National Australia Bank, seperti dilansir CNBC (17/11).
Namun demikian, ketidakpastian seputar undang-undang perpajakan perpajakan A.S. dan kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve bulan depan mengirimkan sinyal yang beragam ke pasar, dapat membatasi pergerakan emas, katanya lagi.
“Harga kemungkinan akan terus berkisar antara $1.260 dan $1.290 dalam jangka pendek,” tambahnya.
Emas spot dalam bias naik di atas kisaran netralnya pada $1.270 – $1.286 per ounce, dan bila menguat akan merangkak ke $1.298, demikian menurut analis teknikal Reuters, Wang Tao.
Sementara itu, analis Vibiznews melihat bahwa emas spot dunia masih sekitar konsolidasi pasar, biasnya mengarah ke pelemahan, dalam range jangka pendek antara $1263 – $1288.
Di dalam negeri, harga emas spot dalam rupiah naik tipis ke Rp557.178 per gram-nya dibandingkan Rp556.160 pada perdagangan pasar sebelumnya. Sementara itu, harga emas ANTAM terpantau tidak berubah di Rp623.562 per gramnya dalam tiga hari terakhir ini, dibandingkan harga pasar sejak Rabu kemarin.
Source: CNBC
Analis: J. John