(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah anjlok pada akhir perdagangan Selasa dinihari (05/12) terganjal aksi ambil untung karena tanda-tanda kenaikan produksi A.S.
Namun demikian harga minyak mentah berjangka tetap mendekati level tertinggi pertengahan-2015 pasca keputusan OPEC dan produsen lainnya pekan lalu untuk memperpanjang waktu pembatasan produksi.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate turun 88 sen atau 1,5 persen menjadi $ 57,48.
Harga minyak mentah berjangka Brent kontrak Februari turun $ 1,30, atau 2 persen, pada $ 62,43 per barel pada pukul 2:29. ET (1929 GMT),
Pasar terus mengamati produksi minyak mentah A.S., yang mendekati rekor tertinggi, menurut data minggu lalu.
Produksi A.S. meningkat pada bulan September menjadi 9,5 juta barel per hari (bpd), produksi bulanan tertinggi sejak tahun 2015, data pemerintah menunjukkan. Secara tahunan, produksi A.S. mencapai puncaknya pada 9,6 juta bpd pada tahun 1970.
Selain itu, pengebor di Amerika Serikat menambahkan dua kilang minyak dalam seminggu sampai 1 Desember, sehingga jumlah totalnya menjadi 749, tertinggi sejak September, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes pada hari Jumat.
Produsen A.S. didorong pada tahun 2017 untuk meningkatkan aktivitas karena harga minyak mentah mulai pulih dari kemerosotan harga bertahun-tahun setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa produsen non-OPEC, termasuk Rusia, menyetujui pemotongan produksi setahun yang lalu.
Pekan lalu produsen sepakat untuk memperpanjang pemotongan 1,8 juta barel per hari (bpd) sampai akhir tahun depan.
Kesepakatan terakhir memungkinkan produsen keluar dari kesepakatan lebih awal jika pasar terlalu panas. Pejabat Rusia telah menyatakan keprihatinannya bahwa memperpanjang pemotongan tersebut dapat mendorong perusahaan minyak serpih A.S., yang telah menjadi duri di sisi OPEC, untuk memproduksi lebih banyak minyak mentah.
Sebuah survei Reuters mengenai produksi dari 13 anggota OPEC mengindikasikan produksi turun 300.000 barel per hari pada bulan November. Pasokan dari 11 anggota dengan target produksi di bawah kesepakatan awal turun 230.000 bpd.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah dapat bergerak positif terpicu aksi bargain hunting setelah harga minyak mentah merosot. Namun jika dolar AS terus menguat pasca disetujuiinya undang-undang reformasi pajak AS, dapat menekan harga minya. Harga diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 58,00 – $ 58,50, jika bergerak turun akan berada dalam kisaran Support $ 57,00 – $ 56,50.
Asido Situmorang/VMN/VBN/Editor & Senior Analyst Vibiz Research Center