(Vibiznews – Commodity) Harga kakao berjangka ICE Futures pada akhir perdagangan Jumat dinihari (08/12) berakhir negatif. Pelemahan harga kakao terpicu penguatan dolar AS dan proyeksi surplus pasokan kakao global.
Dolar AS naik ke level tertinggi dua minggu terhadap sekeranjang mata uang pada akhir perdagangan Jumat dinihari (08/12), memulihkan kerugian terhadap yen, terdukung optimisme program reformasi pajak Amerika Serikat. Terhadap sekeranjang mata uang, dolar mencapai level tertinggi dua minggu di 93.745.
Pasar dunia akan melihat surplus pasokan kakao 88.450 ton pada tahun panen 2017-18 saat ini, setelah surplus 347.600 ton tahun lalu, kata broker berbasis JSG Commodities, Connecticut, pada Kamis.
Di akhir perdagangan dinihari tadi, harga kakao berjangka kontrak Maret 2018 yang merupakan kontrak paling aktif terpantau ditutup melemah. Harga komoditas tersebut ditutup merosot sebesar 26 dollar atau 1,36 persen pada posisi 1.880 dollar per ton.
Malam nanti akan dirilis data Non Farm Payrolls November AS yang diindikasikan melemah. Jika terealisir akan melemahkan dolar AS.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa harga kakao berjangka untuk perdagangan selanjutnya berpotensi naik jika pelemahan dolar AS terjadi. Upaya bargain hunting juga dimungkinkan setelah harga merosot. Untuk perdagangan selanjutnya harga kakao berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menembus level Resistance pada posisi 1.930 dollar. Jika level Resistance tersebut berhasil ditembus level selanjutnya adalah 1.980 dollar. Sedangkan level Support yang akan ditembus jika terjadi penurunan ada pada 1.830 dollar dan 1.780 dollar.
Asido Situmorang/VMN/VBN/Editor & Senior Analyst Vibiz Research Center