(Vibiznews – Commodity) Harga kopi arabica berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York pada penutupan perdagangan Rabu dinihari (13/12) berakhir lemah. Pelemahan harga kopi arabica tertekan penguatan mata uang dollar AS.
Dolar A.S. naik, bahkan sempat mencapai level tertinggi tiga minggu terhadap sekeranjang mata uang pada akhir perdagangan Rabu dinihari (13/12) dengan dimulainya pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve AS yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk kelima kalinya sejak 2015.
Indeks dolar mencapai 94.219, tertinggi sejak 14 November, sebelum turun kembali ke 94,07. Dolar AS naik lebih dari 1 persen pekan lalu, kenaikan mingguan terbesarnya sejak akhir Oktober
Kenaikan nilai tukar dollar AS membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relatif lebih mahal bagi para pembeli luar negeri sehingga permintaannya ikutan tergerus melemah.
Harga kopi arabika berjangka untuk kontrak paling aktif bulan Maret 2018 ditutup merosot pada posisi 1,1845 dollar, turun sebesar -1,55 sen atau setara dengan -1,29 persen.
Malam nanti akan dirilis data Inflation Rate November AS yang diindikasikan meningkat. Juga setelah itu pada dinihari akan diumumkan keputusan suku bunga AS yang diindikasikan meningkat.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi melemah terbatas jika dollar AS terealisir menguat. Harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk menguji level Support di posisi 1,1550 dollar dan 1,1250 dollar. Sedangkan level Resistance yang akan dihadapi jika terjadi kenaikan harga ada pada posisi 1,2150 dollar dan 1,2450 dollar.
Asido Situmorang/VMN/VBN/Editor & Senior Analyst Vibiz Research Center