(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia bergerak cukup fluktuatif namun di akhir minggu melejit dan mencetak rekor yang banyak didukung aksi beli investor domestik, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat dalam rekor ke level 6,119.42. Untuk minggu berikutnya (18-22 Desember) IHSG kemungkinannya akan sempat dihadang profit taking investor namun tetap terbuka untuk mencetak rekor baru melihat kepada tren bursa global. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 6119 dan 6135, sedangkan support di level 6012 dan kemudian 5979.
Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat bergerak dalam tren yang melemah, sejalan dengan pergerakan dollar AS yang menguat, di mana secara mingguan rupiah melemah ke level 13,575. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,595 dan 13,640, sementara support di level 13,535 dan 13,508.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Building Permits pada Selasa malam; disambung dengan rilis Crude Oil Inventories pada Rabu malam; berikutnya data Final GDP q/q dan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Core Durable Goods Orders m/m pada Jumat malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Ifo Business Climate pada Selasa sore; selanjutnya rilis Current Account Inggris pada Jumat sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis pengumuman BOJ Policy Rate pada Kamis pagi yang diperkirakan tetap bertahan di level -0.10%.
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terpantau fluktuatif dan baru terakhir menguat setelah ada prospek lolosnya bahasan RUU pajak AS, di mana secara mingguan index dollar AS sedikit menguat ke level 93.92. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah ke 1.1742. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1960 dan kemudian 1.2034, sementara support pada 1.1717 dan 1.1622.
Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.3326 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3548 dan kemudian 1.3656, sedangkan support pada 1.3220 dan 1.3129. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 112.57. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.73 dan 114.72, serta support pada 111.39 serta level 110.80. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7643. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7672 dan 0.7728, sementara support level di 0.7500 dan 0.7372.
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mixed di tengah concern pasar atas ketidakjelasan arah perkembangan reformasi pajak dari Amerika. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah ke level 22560. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22990 dan 23380, sementara support pada level 22115 dan lalu 21970. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 28806. Minggu ini akan berada antara level resistance di 29802 dan 30186, sementara support di 28116 dan 28090.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat oleh ekspektasi yang meningkat atas kemungkinan lolosnya rancangan reformasi pajak dari Partai Republik. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat dalam rekor ke level 24646, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 24688 dan 24800, sementara support di level 24128 dan 23922. Index S&P 500 minggu lalu menguat di rekor tertinggi ke level 2675.0, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2680 dan 2750, sementara support pada level 2624 dan 2605.
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat secara mingguan –yang pertama dalam empat minggu terakhir- oleh pelemahan dollar khususnya terhadap yen Jepang, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat ke level $1254.78 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1276 dan berikut $1298, serta support pada $1236 dan $1214. Di Indonesia, harga emas terpantau menguat ke level Rp549,335 per gram.
Pasar yang terkadang naik turun acapkali memberikan sinyal ketidakjelasan pasar. Ini menimbulkan juga kebingungan keputusan investasi yang tepat pada saat ini. Sebagian investor kemudian memilih undur dulu dari pasar, di mana adakalanya kemudian terlambat ambil keputusan sehingga kehilangan kesempatan berharga yang jarang datang dalam dunia investasi. Yang lain, memanfaatkan situasi dengan “choppy trading” sehubungan dengan pasar yang berfluktuasi. “Kejelasan” menjadi kata kunci yang ditunggu banyak investor dewasa ini. Jika itu kebutuhan Anda, tengoklah kepada Vibiznews.com, media investasi online dalam negeri dengan global coverage yang detail tiap harinya. Simak terus ulasan berita, analisis dan rekomendasi instan yang selalu tersedia. Sekali lagi disampaikan terima kasih bagi Anda yang terus bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Analyst: Alfred Pakasi
Editor: J. John