Market Outlook, 15-19 January 2018

1444

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia bergerak dalam rentang terbatas dimana pengaruh sentimen positif dari bursa kawasan Asia terhambat oleh sejumlah aksi ambil untung investor, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat agak terbatas ke level 6,370.06. Untuk minggu berikutnya (15-19 Januari) IHSG kemungkinannya akan bergerak dalam rentang konsolidasi dengan bias positif setelah semingguan tertahan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 6412 dan 6445, sedangkan support di level 6220 dan kemudian 6167.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat bergerak menguat signifikan sementara dollar AS merosot keras di pasar globalnya, dimana secara mingguan rupiah menguat tajam ke level 13,551. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,453 dan 13,565, sementara support di level 13,298 dan 13,213.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Empire State Manufacturing Index pada Selasa malam; disambung dengan rilis Building Permits, Unemployment Claims dan Crude Oil Inventories pada Kamis malam; berikutnya data Prelim UoM Consumer Sentiment pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data CPI y/y Inggris pada Selasa sore; selanjutnya rilis Retail Sales m/m Inggris pada Jumat sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data GDP q/y China pada Kamis siang.

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terperosok ke level empat bulan terendahnya sementara euro berada di level tiga tahun tertingginya vs dollar oleh ekspektasi pengurangan stimulus moneter ECB, di mana secara mingguan index dollar AS melemah tajam ke level 90.93. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau menguat ke 1.2197, level empat bulan tertingginya. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.2272 dan kemudian 1.2569, sementara support pada 1.1915 dan 1.1816.

Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3726 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.4387 dan kemudian 1.5012, sedangkan support pada 1.3457 dan 1.3301. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 111.04. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 113.38 dan 113.73, serta support pada 110.80 serta level 109.54. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7915. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.8035 dan 0.8102, sementara support level di 0.7807 dan 0.7637.

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat di minggu kedua awal tahun 2018 mengikuti pergerakan rekor dari Wall Street. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 23640. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 23950 dan 24500, sementara support pada level 22735 dan lalu 22115. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 31326. Minggu ini akan berada antara level resistance di 30150 dan 30186, sementara support di 29506 dan 28116.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat dan mencetak rekor oleh optimisme pasar dan kinjerja laporan keuangan sejumlah emiten besar yang melampaui ekspektasi. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat dalam rekor ke level 25800, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 25810 dan 26000, sementara support di level 25256 dan 24738. Index S&P 500 minggu lalu menguat rekor ke level 2786.0, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2788 dan 2800, sementara support pada level 2736 dan 2694.

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat tajam oleh terjungkalnya dollar di level 3 tahun terendahnya vs euro, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat di minggunya yang kelima ke level $1337.20 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1357 dan berikut $1374, serta support pada $1305 dan $1262. Di Indonesia, harga spot emas terpantau menguat ke level Rp571,026 per gram.

 

Lebih jauh memasuki tahun 2018, pasar terpantau cukup fluktuatif pada berbagai instrumen investasi. Sebagian investor mungkin menyebutkan bahwa pasar sedang tidak jelas arahnya. Sebagian lagi memandang ini sebagai sebagai kesempatan untuk suatu active trading karena dinamika pasar yang lumayan belakangan ini. Tentunya ini harus didukung dengan skill dan knowledge. Bersama vibiznews.com Anda bisa mengembangkan hal-hal tersebut secara optimum. Selamat menuai sukses Anda kembali di tahun ini, pembaca setia Vibiznews!

 

 

Analyst: Alfred Pakasi

Editor: J. John

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here