Pergerakan poundsterling dalam GBPUSD kembali menunjukkan pergerakan yang bullish setelah dibuka lebih rendah pada awal perdagangan sesi Asia akhir pekan (26/1/18). Tenaga yang membuat pasangan mata uang ini menguat karena posisi dollar AS yang kembali melemah setelah perdagangan sebelumnya sempat rebound.
Akhiri perdagangan Kamis (25/1/18) poundsterling terkoreksi dari posisi tinggi selama 4 bulan terakhir oleh kuatnya dollar AS. Dimana dollar mendadak menguat merespon sentimen pasar akan komentar Presiden Trump dalam wawancara eksklusif cnbc mengenai komentar Menteri Keuangan AS sebelumnya. Trump menyatakan dollar AS akan kuat dan semakin kuat sejalan dengan kuatnya ekonomi negara tersebut.
Lemahnya rally GBPUSD kemarin juga mendapat tekanan dari rilis data ekonomi seperti Survei Penjualan Distributif CBI turun 12% dari sebelumnya 20% yang mencerminkan laju pertumbuhan penjualan ritel yang sederhana. Selain itu persetujuan hipotek di bulan Desember juga jauh di bawah perkiraan.
Untuk pergerakan selanjutnya secara fundamental pada perdagangan hari Jumat (26/1/18), pergerakan pair EURUSD akan dipengaruhi oleh dirilisnya PDB Q4 oleh pemerintah Inggris dengan perkiraan bertumbuh 0,4%.Dari sisi rivalnya dollar AS, terdapat rilis data yang sama dan juga beberapa data lainnya. Namun data AS tersebut jika positif masih sulit angkat dollar AS.
Jul Allens, Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group