(Vibiznews – Commodity) Harga emas turun 1 persen ke level terendah 2,5 minggu pada akhir perdagangan Rabu dinihari (07/02), karena investor fokus pada ekspektasi untuk suku bunga A.S. yang lebih tinggi, juga karena pasar saham A.S. rebound.
Spot emas turun 1,02 persen pada $ 1,324.22 per ons, menghapus kenaikan 0,5 sen sebelumnya, setelah sebelumnya turun ke $ 1,325.61, terendah sejak 18 Januari.
Harga Emas berjangka A.S. untuk pengiriman April turun 7 dolar AS atau 0,5 persen pada $ 1,329.50 per ons.
Kekuatan dalam indeks dolar A.S. membebani harga emas sebelumnya, ketika pasar saham dunia memperpanjang aksi jual mereka. Dolar AS kemudian menjadi datar. Dolar yang lebih kuat biasanya membuat harga komoditas berdenominasi dolar AS lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
Emas melihat tidak ada dorongan safe haven dari pasar ekuitas yang jatuh minggu ini karena ekonomi A.S. masih terlihat menguat dan saham diperkirakan akan rebound, kata para pedagang.
Suku bunga yang lebih tinggi membuat emas menjadi investasi yang kurang menarik. The Fed memperkirakan kenaikan suku bunga tiga kali tahun ini, namun pasar melihat kenaikan bisa lebih daripada itu.
Investor emas, yang frustrasi karena posisi bullish mereka tidak melihat kenaikan, mungkin mengambil keuntungan, kata analis.
Perak spot turun 0,69 persen menjadi $ 16,623 per ons. Platinum turun 0,05 persen menjadi $ 989,10 per ons setelah mencapai titik terendah tiga minggu di $ 979,74. Palladium turun 2,07 persen menjadi $ 1.008,72 per ons setelah menyentuh $ 999,22, terendah sejak 8 Desember.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga emas berpotensi lemah dengan reboundnya dolar AS dan bursa Wall Street. Harga diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $ 1,322-$ $ 1,320, dan jika harga naik akan bergerak dalam kisaran Resistance $ 1,326-$ 1,328.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group