(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah mencapai tingkat tertinggi dalam hampir dua minggu pada perdagangan awal pekan (19/02), terangkat oleh pemulihan bursa saham global dan ketegangan di Timur Tengah. Namun kenaikan ini dibayangi oleh kekhawatiran kenaikan produksi di AS.
Harga minyak mentah berjangka AS WTI untuk pengiriman bulan Maret naik 48 sen menjadi $62,16 per barel, setelah sempat menguat 1,4% ke level tertinggi sejak 7 Februari. Untuk harga minyak mentah Brent naik 37 sen menjadi $65,21 per barel setelah naik ke level tertinggi 11 hari di $65,45 per barel di awal sesi.
Bursa saham global yang terlihat dari bursa saham kawasan Asia dan juga bursa Eropa alami kenaikan untuk sesi keempat berturut-turut. Bursa Amerika tidak beroperasi karena libur publik. Lalu di Timur Tengah, PM Israel memberikan komentar yang dapat memicu peperangan antara negara Timur Tengah dan Israel.
Posisi harga minyak mentah yang sempat menjulang tinggi dipangkas oleh dollar AS yang bangkit mengalahkan beberapa rivalnya dengan kekuatan yang tipis. Pasar masih melihat prospek dollar sulit menanjak sehingga masih membeli minyak mentah yang berdenominasi dolar tersebut.
Dari sisi pasokan minyak AS menurut laporan mingguan dari unit Baker Hughes General Electri, jumlah rig minyak AS naik tujuh menjadi 798, tertinggi sejak April 2015. Itu pertama kalinya sejak Juni bahwa pengebor menambahkan rig selama empat minggu berturut-turut, dan angka tersebut membaik di 597 rig yang aktif setahun sebelumnya karena perusahaan energi telah mendorong pengeluaran sejak pertengahan 2016 ketika harga minyak mentah mulai pulih dari dua tahun terburuk.
Analis Vibiznews melihat harga minyak WTI dapat tertekan kembali ke posisi terendah perdagangan sebelumnya di $61.81, dan jika tembus akan terjun ke posisi harga $61.10 hingga $60.00. Namun jika naik kembali akan mendaki ke posisi tertinggi hari sebelumnya di $62.40 hingga $63.00.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang