(Vibiznews – Commodity) – Harga emas global tergelincir pada perdagangan hari Jumat (23/02) dan menuju penurunan mingguan tertajamnya dalam 2,5 bulan terakhir karena dollar yang menguat selama sepekan ini.
Spot emas terpantau turun 0,2 persen ke level $1,326.20 per ounce pada Jumat siang WIB, mengalami lima kali penurunan dalam enam sesi hari. Harga emas telah merosot 1,4 persen sepanjang minggu ini, loss terbesar sejak pekan yang berakhir pada 8 Desember 2017. Sementara, emas berjangka AS turun 0,1 persen pada $1,331.2 per ounce.
Analis pasar dari INTL FCStone menyebutkan “Kami tetap berhati-hati terhadap emas dalam jangka pendek karena kami perkirakan rally dolar masih belum berakhir, terutama mengingat yields U.S. Treasury yang terus meningkat,” demikian dikutip dari CNBC (23/02).
Indeks dollar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang, naik 0,2 persen pada 90,01. Dollar sempat mencapai level tertinggi 10 harinya di level 90,235 pada hari Kamis, setelah berada di level terendah tiga tahunnya pada 88.253 di akhir pekan lalu. Saat ini berada di jalur gain hampir 1 persen untuk minggu ini.
Sementara itu, analis Vibiznews melihat bahwa harga spot emas dunia bila terkoreksi berlanjut akan menuju level support di $1,306.65 dan $1,305.50, walaupun kelihatannya masih akan tertahan di sana-sini. Sedangkan kalau balik terdongkrak ke atas akan menuju ke level resistant $1.347.46 dan level $1.361.29.
Di dalam negeri, harga emas spot dalam rupiah naik ke Rp583.896 per gram-nya dibandingkan Rp581.752 pada perdagangan pasar sebelumnya. Sementara itu, harga emas ANTAM terpantau naik Rp3.000 ke level harga Rp641.000 per gramnya, dibandingkan harga pada Kamis kemarin di Rp638.000.
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido