(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia berupaya melanjutkan rebound tapi terhadang beberapa kali aksi profit taking investor asing sementara bursa regional Asia juga cenderung dalam konsolidasi, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level 6,619.80. Untuk minggu berikutnya (26 Februari – 2 Maret) IHSG kemungkinannya masih melanjutkan upaya rebound –nya dengan tetap melihat indikasi dari bursa global. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 6693 dan 6720, sedangkan support di level 6460 dan kemudian 6426.
Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat balik melemah sementara dollar AS juga sedang rally berbalik dari posisi 3 tahun terendahnya, di mana secara mingguan rupiah melemah cukup signifikan ke level 13,663. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,687 dan 13,723, sementara support di level 13,528 dan 13,373.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
- Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core Durable Goods Orders m/m dan CB Consumer Confidence pada Selasa malam; disambung dengan rilis Prelim GDP q/q dan Crude Oil Inventories pada Rabu malam; berikutnya data ISM Manufacturing PMI pada Kamis malam.
- Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Core CPI Flash Estimate y/y Eropa pada Rabu sore; selanjutnya rilis Manufacturing PMI Inggris pada Kamis sore; diakhiri dengan data Construction PMI Final CPI y/y Inggris pada Jumat sore.
- Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Manufacturing PMI China pada Rabu pagi.
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar bangkit dari anjlok level 3 tahun terendahnya oleh kembalinya preferensi risiko di pasar dan ekspektasi the Fed bakal lebih agresif tahun ini, di mana secara mingguan index dollar AS menguat tipis ke level 89.88. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau menguat ke 1.2405. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.2554 dan kemudian 1.2839, sementara support pada 1.2205 dan 1.2165.
Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3962 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.4144 dan kemudian 1.4344, sedangkan support pada 1.3764 dan 1.3457. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat tipis ke level 106.87. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 110.47 dan 113.38, serta support pada 105.54 serta level 104.96. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat terbatas ke level 0.7842. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7859 dan 0.8043, sementara support level di 0.7803 dan 0.7758.
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum kompak menguat searah dengan Wall Street dipimpin terutama oleh indeks Kospi. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 21890. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 23490 dan 24125, sementara support pada level 21075 dan lalu 20210. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 31230. Minggu ini akan berada antara level resistance di 31404 dan 33510, sementara support di 29110 dan 28116.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau fluktuatif dan berakhir menguat terdorong kenaikan saham teknologi dan energy. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 25310, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 25988 dan 26608, sementara support di level 24290 dan 23360. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2747.0, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2835 dan 2872, sementara support pada level 2532 dan 2488.
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melemah membukukan loss mingguan terbesarnya untuk tahun ini oleh rebound-nya dollar secara global, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang melemah tipis ke level $1328.40 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1361 dan berikut $1374, serta support pada $1306 dan $1276. Di Indonesia, harga spot emas terpantau melemah ke level Rp584,129 per gram.
Berita dari bursa asset investasi di kawasan Asia, Eropa dan Amerika kerap kali memengaruhi pasang surutnya pasar investasi. Satu saat sepertinya memberi harapan, pada kesempatan lain memutuskan ekspektasinya. Sangat tidak menentu. Kita tidak menyalahkan pasar atas hal tersebut. Pasar tidak pernah salah. Kita, sebagai investor, yang harus mengerti siapa pasar, apa perilakunya, serta bagaimana penyebabnya. Vibiznews.com dapat menjadi pendukung bagi Anda untuk memahami pasar investasi lebih baik. Bagi Anda kami selalu hadir mendampingi. Saat ini, kami sampaikan terimakasih kepada para members yang telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group
Editor: Asido