(Vibiznews – Index) Bursa Saham A.S. jatuh untuk pertama kalinya dalam empat hari pada Rabu dinihari (28/02) setelah komentar dari Ketua Federal Reserve baru Jerome Powell yang mensinyalkan kenaikan suku bunga lebih tinggi.
Powell mengisyaratkan bahwa bank sentral dapat menaikkan suku bunga lebih dari tiga kali tahun ini dalam upaya menjaga ekonomi agar tidak terlalu panas, yang memicu kegelisahan di antara pedagang ekuitas.
Indeks Dow Jones turun 299,24 poin pada hari Selasa menjadi ditutup pada 25.410,03, dengan Disney dan Home Depot membebani indeks 30 saham.
Indeks S & P 500 turun 1,27 persen menjadi berakhir pada 2.744,28 sebagai real estat, discretionaries konsumen dan telekomunikasi merosot membua pasar secara lebih luas lebih rendah.
Dow dan S & P masing-masing turun 4,5 persen dan 4,4 persen dari posisi tertinggi sepanjang masa.
Indeks Komposit Nasdaq turun 1,23 persen menjadi ditutup pada 7.330,35 di tengah penurunan di Facebook, Amazon, Apple, Netflix dan Google-parent Alphabet.
Jerome Powell berbicara kepada Kongres pada hari Selasa, merinci prospek bank sentral untuk kebijakan moneter dan pertumbuhan ekonomi untuk tahun-tahun mendatang. Ditanya tentang kenaikan suku bunga di tahun 2018, Ketua Fed memberi isyarat bahwa opsi untuk lebih dari tiga kenaikan tetap terbuka.
Powell mengatakan kepada anggota parlemen. “Kami juga telah melihat kekuatan yang terus berlanjut di seluruh dunia dan kami telah melihat kebijakan fiskal menjadi lebih stimulatif, jadi saya pikir kita masing-masing akan melakukan perkembangan sejak pertemuan bulan Desember.”
Powell mengatakan bahwa masing-masing anggota Fed akan menyusun proyeksi baru pada pertemuan bank sentral pada bulan Maret, yang akan dipengaruhi oleh kebijakan fiskal ambisius pemerintah federal termasuk pemotongan pajak.
Imbal Hasil Treasury A.S. meningkat tajam menyusul komentar optimis Powell, dengan imbal hasil Treasury 10 tahun benchmark menambahkan 5 basis poin untuk menembus 2.915 persen.
Kenaikan tajam imbal hasil awal bulan ini memicu aksi jual yang meluas di ekuitas, membuat Dow dan S & P 500 memasuki wilayah koreksi sebelum pulih sebagian. Hasil pada imlab hasil obligasi 10 tahun itu naik di level tertinggi empat tahun di 2,95 persen pekan lalu, tepat di bawah level psikologis utama 3 persen.
Dalam berita perusahaan, saham Macy melonjak hampir 3,5 persen setelah perusahaan tersebut melaporkan hasil pendapatan yang lebih baik dari perkiraan. Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, CEO Jeff Gennette mengatakan bahwa penjualan toko yang sama meningkat 3 persen di bulan Januari.
Sementara itu, NBCUniversal-parent Comcast mengumumkan penawaran tunai pada hari Selasa untuk membeli grup TV berbayar Eropa Sky seharga 22,1 miliar pound ($ 31 miliar). Saham Comcast dan Disney (yang juga mencari kepemilikan Sky) turun pada hari Selasa, turun 7,3 persen dan 4,9 persen.
Sementara itu, pembicaraan kesepakatan antara Walgreens dan AmerisourceBergen telah macet tanpa kesepakatan, kata sumber kepada CNBC.
Minyak turun pada hari Selasa karena penguatan dolar mendorong investor untuk mengambil keuntungan dari rally dua minggu menjelang data mingguan yang diperkirakan para analis akan mengindikasikan persediaan minyak mentah yang meningkat.
Saham turun meski beberapa berita ekonomi optimis mengenai prospek perumahan dan konsumen.
Harga rumah A.S. meningkat 6,3 persen dibanding Desember 2016, menurut indeks harga rumah S & P CoreLogic Case-Shiller nasional. Reli harga datang karena permintaan meroket terhadap rekor rendahnya pasokan.
Kepercayaan Konsumen A.S. meningkat 130,8 pada bulan Februari, tertinggi 17 tahun. Perasaan tentang prospek ekonomi jangka pendek dipercepat pada Januari setelah turun tajam bulan sebelumnya. Indeks tersebut memperhitungkan pandangan Amerika tentang kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi mereka untuk enam bulan ke depan.
Malam nanti akan dirilis data ekonomi GDP Growth Rate Q4 Final AS yang diindikasikan menurun, dan juga Pending Home Sales Januari AS yang diindikasikan juga turun.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bursa saham AS akan bergerak negatif jika malam nanti data ekonomi AS terealisir melemah seperti indikasi analis.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting Group