(Vibiznews – Commodity) – Melihat perkembangan harga acuan gula dunia yang diperdagangkan pada pasar komoditi internasional (ICE) New York, akhiri sesi Amerika dini hari tadi (28/02) anjlok cukup parah hingga terjun ke posisi harga terendah dalam 3 tahun. Kuatnya kurs dollar AS membuat pasar belum memburu komoditas gula tersebut.
Selain kuatnya dollar AS, sentimen negatif yang menekan harga gula sangat tajam datang dari laporan meningkatnya produksi gula salah satu eksportir terbesar dunia yaitu India dan mempengaruhi pasokan global. Produksi gula India kemungkinan akan meningkat ke posisi rekor 29,2 juta ton pada musim 2017/18, naik hampir 12 persen dari perkiraan sebelumnya.
Harga gula berjangka untuk kontrak yang paling ramai diperdagangkan yaitu kontrak bulan Mei 2018 turun 4,17% atau 56 sen ke posisi $12,87 per pound. Harga tersebut merupakan harga terendah sejak perdagangan September 2015. Untuk gula mentah atau raw sugar juga turun 0,05 sen atau 0,4 persen menjadi $13,61 per pound, sedangkan untuk gula putih turun 30 sen atau 0,1 persen menjadi $359,10 per ton.
Analis Vibiz Research Center melihat surplus pasokan global yang substansial masih banyak diantisipasi pada musim 2017/18, yang sebagian besar didorong oleh kenaikan produksi di negara India. Sehingga harga gula jangka panjang akan turun terus sejalan dengan kenaikan dollar AS.
Untuk perdagangan hari ini diperkirakan masih menunjukkan jalur penurunan yang diperkuat oleh penguatan dollar AS. Gula ICE akan bergerak pada kisaran support $12,80 – $12,10 dan jika terjadi rebound naik ke resisten $1347-$1350.
Jul Allens/Analyst Vibiz Research Centre-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang