(Vibiznews – Commodity) – Setelah anjlok cukup parah hingga terjun ke posisi harga terendah dalam 3 tahun, harga acuan gula dunia yang diperdagangkan pada pasar komoditi internasional (ICE) New York akhiri sesi Amerika dini hari tadi (01/03) naik kembali. Namun kenaikan harga ini terjadi oleh aksi bargain hunting pasar pasca murahnya harga gula tersebut.
Analis Vibiz Research Center melihat secara teknikal harga gula masih dalam keadaan bearish demikian secara fundamental tertekan sentimen meningkatnya produksi gula salah satu eksportir terbesar dunia yaitu India yang mempengaruhi pasokan global. Sebelumnya dilaporkan produksi gula India kemungkinan akan meningkat ke posisi rekor 29,2 juta ton pada musim 2017/18, naik hampir 12 persen dari perkiraan sebelumnya.
Harga gula berjangka untuk kontrak yang paling ramai diperdagangkan yaitu kontrak bulan Mei 2018 naik 4% atau 51 sen ke posisi $13,38 per pound. Harga tersebut pulih dari harga terendah sejak perdagangan September 2015. Untuk gula putih naik $10.80 atau 3,1 persen menjadi $361,30 per ton.
Fundamental gula telah lemah begitu lama dan sekarang semakin bearish oleh meningkatnya perkiraa produksi gula India, Thailand dan Uni Eropa. Prospek penjualan produsen gula dunia tersebut akan menyulitkan pasar untuk mempertahankan pemulihan harga.
Untuk perdagangan hari ini diperkirakan masih menunjukkan jalur penurunan yang diperkuat oleh penguatan dollar AS. Gula ICE akan bergerak pada kisaran resisten $1350-$1390 dan jika terjadi koreksi kembali akan bergerak di kisaran support $12,80 – $12,10.
Jul Allens/Analyst Vibiz Research Centre-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang