Market Outlook, 19-23 March 2018

1597

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia cenderung tertekan kembali oleh arus modal ke luar investor asing, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah ke level 6,304.95. Untuk minggu berikutnya (19-23 Maret) IHSG punya kemungkinan untuk mulai rebound karena secara teknikal sudah oversold namun tetap melihat bursa Asia sebagai indikasi. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 6500 dan 6607, sedangkan support di level 6236 dan kemudian 6220.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat berlanjut melemah sementara dollar AS juga masih menguat di pasar global, di mana secara mingguan rupiah menguat ke level Rp13,740. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,800 dan 13,983, sementara support di level 13,640 dan 13,528.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Crude Oil Inventories pada Rabu malam; disambung dengan pengumuman Federal Funds Rate pada Kamis dini hari yang diperkirakan akan naik 25 bp menjadi <1.75%; berikutnya data Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Core Durable Goods Orders m/m pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data CPI y/y Inggris pada Selasa sore; selanjutnya rilis Official Bank Rate dari BOE pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level rendah 0.50%.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis RBNZ Rate Statement pada Kamis subuh yang diperkirakan bertahan di level 1.75%; serta pengumuman BI Repo Rate 7 Day pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level 4.25%.

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar cenderung bangkit menguat oleh baiknya data ekonomi A.S. yang memunculkan spekulasi akan kenaikan suku bunga pada pertemuan the Fed minggu mendatang ini, di mana secara mingguan index dollar AS menguat tipis saja ke level 90.18. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah ke 1.2287. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.2554 dan kemudian 1.2839, sementara support pada 1.2154 dan 1.1922.

Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.3941 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.4069 dan kemudian 1.4144, sedangkan support pada 1.3711 dan 1.3457. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 105.97. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 107.89 dan 109.97, serta support pada 105.24 serta level 101.18. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7712. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7892 dan 0.7988, sementara support level di 0.7627 dan 0.7501.

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat terutama setelah tensi kekhawatiran perang dagang agak mereda di pasar. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 21650. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 22500 dan 23490, sementara support pada level 20935 dan lalu 20210. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 31384. Minggu ini akan berada antara level resistance di 31774 dan 33510, sementara support di 29790 dan 29110.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau fluktuatif, tertekan oleh isyu perang dagang yang segera terealisasi namun di akhir minggu mengalami rebound. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat tipis ke level 24932, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 25800 dan 26338, sementara support di level 24218 dan 23360. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2751.8, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2801 dan 2839, sementara support pada level 2647 dan 2532.

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melemah karena pasar antisipasi akan kenaikan suku bunga the Fed berikut ini, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang melemah tipis ke level $1313.37 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1340 dan berikut $1361, serta support pada $1302 dan $1276. Di Indonesia, harga spot emas terpantau melemah terbatas ke level Rp581,017 per gram.

 

Bagaimana hasil trading investasi Anda? Ada yang bagus, dan ada yang buruk, mungkin. Memang tidak mudah bermain di pasar instrument investasi ini. Faktanya, sejujurnya, jauh lebih banyak kelompok orang yang mengalami loss ketimbang profit secara konsisten. Mereka yang menang umumnya adalah para professional trader dan investor yang menekuni dan mempelajari pasar dan metodologi untuk mememenangkannya begitu rupa. Bagaimanapun, tidak ada short cut untuk menjadi high gainers. Tapi vibiznews dapat membantu Anda mempercepat proses belajar dan mendampingi saat membutuhkan informasi pasar terkini secara akurat. Untuk diingat, kami ada untuk sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here