Market Outlook, 9-13 April 2018

1386

(Vibiznews – Editor’s Note) – Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia masih lanjut melemah oleh arus modal ke luar investor asing dan sentimen bursa kawasan yang terpukul isyu perang dagang antara AS dan China, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah ke level 6,175.050. Untuk minggu berikutnya (9-13 April) IHSG terlihat masih dalam tekanan sehingga peluang rebound perlu melihat bursa Asia sebagai acuan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 6351 dan 6500, sedangkan support di level 6085 dan kemudian 5979.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat belum bisa beranjak dari area lemahnya sekitar Rp13.700’an yang telah berlangsung selama lima minggu terakhir ini, kemungkinan ditahan intervensi BI juga, di mana secara mingguan rupiah stabil sekitar level Rp13,768. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,800 dan 13,983, sementara support di level 13,693 dan 13,640.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data PPI m/m pada Selasa malam; disambung dengan rilis Core CPI m/m dan Crude Oil Inventories pada Rabu malam; berikutnya rilis data FOMC Meeting Minutes pada Kamis dini hari.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Manufacturing Production m/m Inggris pada Rabu sore; selanjutnya rilis ECB Monetary Policy Meeting Accounts pada Kamis sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data inflasi CPI y/y China pada Rabu pagi.

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar bergerak dalam rentang terbatas oleh melonggarnya dan kemudian mengetatnya isyu perang dagang antara AS dan China, di mana secara mingguan index dollar AS menguat tipis ke level 90.13. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah tipis ke 1.2280. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.2554 dan kemudian 1.2839, sementara support pada 1.2154 dan 1.1922.

Poundsterling minggu lalu terlihat menguat terbatas ke level 1.4087 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.4245 dan kemudian 1.4344, sedangkan support pada 1.3781 dan 1.3711. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat tipis ke level 106.91. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 107.28 dan 109.97, serta support pada 104.64 serta level 102.54. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melemah tipis ke level 0.7673. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7916 dan 0.7988, sementara support level di 0.7627 dan 0.7501.

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mixed oleh gunjang-ganjing tensi perang dagang yang ditambah dengan rencana penambahan tariff senilai $100 miliar atas impor produk China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 21650. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 21970 dan 22500, sementara support pada level 20345 dan lalu 20210. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 29826. Minggu ini akan berada antara level resistance di 30944 dan 31976, sementara support di 29110 dan 28704.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau melorot oleh rencana ditambahkannya tariff impor senilai $100 miliar yang membangkitkan lagi kekhawatiran perang dagang antara AS dan China. Dow Jones Industrial secara mingguan melemah ke level 23932, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 24962 dan 25800, sementara support di level 23344 dan 23360. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 2604.4, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2737 dan 2801, sementara support pada level 2553 dan 2532.

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau fluktuatif dan menanjak di akhir pekan oleh bertambahnya kekhawatiran pasar terhadap perang dagang AS – China, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat ke level $1332.91 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1356 dan berikut $1365, serta support pada $1306 dan $1302. Di Indonesia, harga spot emas terpantau menguat tipis ke level Rp585,994 per gram.

 

Pasar investasi memang kerap bergerak tak terduga dan sebagian orang akan menyebutnya sebagai “anomali”. Namun demikian, kalau Anda rajin ikuti ulasan market outlook ini harusnya Anda akan sependapat bahwa banyak prediksi pergerakan pasar yang ternyata akurat di situasi aktualnya. Bisa jadi, Anda sudah tersenyum menikmati sejumlah profit investasi selama ini. Syukurlah bila demikian. Bagi Anda yang belum menikmati trading profit yang diharapkan, masih ada banyak kesempatan di depannya. Bersamalah kami terus, karena seperti Anda tahu, kami hadir demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group

Editor: Asido

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here